Berkesempatan kuliah di kota Munich, memudahkan saya untuk berkunjung ke negara-negara tetangga yang letaknya tidak jauh dari Munich seperti Austria, Swiss, Italia, Slovenia, atau Perancis. Saya yang belum pernah ke Swiss sebelumnya, penasaran mengunjungi negara tersebut. Saya pun memutuskan untuk pergi ke Zurich, salah satu kota besar di Swiss yang letaknya paling dekat dari Munich, hanya sekitar 3 jam perjalanan menggunakan bus.
Akhirnya sampai juga di terminal bus kota Zurich, letaknya berdekatan dengan stasiun kereta utama (Hauptbahnhof) kota Zurich. Di sebrangnya terdapat Swiss National Museum. Oke, saya akan mengunjunginya terakhir karena paling dekat dengan terminal bis.

Swiss National Museum
Karena lapar, saya melihat sekitar stasiun. Kebanyak toko-toko bakery. Saya ga suka roti. 🙁 Untungnya dipojokan ada yang jual kebab halal. Harganya sekitar 8 Euro, mahal banget. Sebagai perbandingan, di Munich harga kebab wrap paling hanya 4 Euro. Benar-benar salah satu negara paling mahal di dunia. ^^’

Kebab di Stasiun Zurich
Kebetulan saya datang bertepatan dengan hari Minggu, di mana kalo Eropa hari Minggu pertokoan dan pusat perbelanjaan tutup kecuali Restoran. Jadi jalanan sepi sekali.
Well, sekilas mengenai Swiss. Jadi Swiss adalah salah satu negara di Eropa tengah tanpa laut, yang berbatasan dengan Jerman, Perancis, Italia, dan Austria. Berbeda dengan Austria yang murni menggunakan Bahasa Jerman. Bahasa nasional di Swiss ada 3, yaitu bahasa Jerman, Perancis, dan Italia. Bahasa daerah yang digunakan, tergantung ddaerah tersebut paling dekat dengan negara mana. Sebagai contoh kota Zurich, menggunakan bahasa Jerman, adapun kota Geneva yang menjadi markas WHO menggunakan bahasa Perancis. Walaupun begitu, paling banyak daerah di Swiss menggunakan bahasa Jerman.

Jembatan yang dipenuhi gembok cinta ^^’
Walaupun Swiss tidak memiliki laut, namun terdapat danau-danau berukuran besar yang bisa dilintasi kapal, seperti danau Zurich.

Danau Zurich
Setelah saya memperhatikan bangunan-bangunannya, serta suasananya, saya merasa kota ini mirip sekali dengan kota tempat tinggal saya Munich. ^^’ Kota Zurich sendiri merupakan kota terbesar di Swiss. Anyway, yang saya suka dari kota ini, terlihat tidak terlalu banyak turis. Maksudnya, saya tidak melihat rombongan turis berkelompok (sedikit berisik) yang sering saya temui di berbagai kota di Eropa. Menjadikan menurut saya kota ini sangat tenang dan nyaman untuk solo traveler seperti saya.^^
Hmmm, enaknya ke mana yaa? Yang terdekat dari lokasi saya ada perpustakaan utama kota Zurich. Ketika masuk ke dalam, saya disapa seorang kakek Swiss, dia tanya apakah saya muslim Cina. Eeeh?? Baru pertama kali saya dikira muslim Cina. Biasanya dikira muslim Turki atau Malaysia. Saya pun bilang bahwa saya dari Indonesia, dan si kakek pun bilang temannya di kantor ada orang Jakarta.

Perpustakaan Pusat Zurich
Setelah puas keliling perpusatakaan kota Zurich, saya pun kembali menyusuri pinggiran danau Zurich. Tiba-tiba ada papan penjelasan mengenai burung-burung apa saja yang ada di sekitar danau Zurich. Sangat edukatif. ^^

Jenis-jenis burung di danau Zurich
Kembali menelusuri jalan, saya melihat ada bangunan gereja yang besar. Setelah saya check di Google, bangunan ini adalah Gereja Grossmunster. Posisinya yang relatif tinggi, membuat kita bisa melihat pemandangan kota Zurich.
Khas kota-kota besar di Eropa, jarang ada gedung pencakar langit, biasanya hanya satu atau dua. Hal ini sangat contrast jika dibandingkan dengan kota-kota besar di Asia.

Gereja Grossmunster

gedung-gedung di pusat kota Zurich
Saya pun kembali berjalan di sepanjang danau Zurich. Ada taman bermain kecil di dekat danau. Tapi pengunjung hanya sedikit, mungkin akan ramai pengunjung di malam hari. Biasanya minggu pagi di Eropa memang sepi. ^^’

ferris wheel di pusat kota Zurich
Saya pun mencoba masuk ke jalan-jalan kecil kota Zurich, ada banyak toko-toko. Tetapi tutup karena hari Minggu. ^^’ Oh, ada satu toko yang buka! Toko coklat. Karena ga suka coklat saya lihat-lihat aja yaa, bentuknya lucu-lucu banget. ^^

Menara gereja St. Peter

coklat Swiss
Overall, menurut saya Zurich mirip banget sama Munich. Karena sedikit dingin dan mendung, saya pun langsung masuk ke salah satu gerai Starbucks di dekat stasiun. Setelah selesai melepas penat, saya langsung tancap gas lagi menuju Swiss National Museum.

Swiss National Museum
Karena waktu yang terbatas, saya hanya membaca brosur tentang museum di dekat loket penjual tiket. Kemudan duduk manis membaca buku-buku di toko souvenir museum yang menjual buku-buku dan item terkait museum. Mengunjungi museum sebesar ini bisa membutuhkan waktu satu hari. Dengan waktu yang terbatas di Zurich, tidak memungkinkan saya mengelilinginya. ^^’ Sekilas museum nasional swiss menampilkan koleksi karya seni dari masa pra sejarah hingga masa kini.

Swiss National Museum

Swiss National Museum
Dari museum, saya mencari mushola untuk sholat. Ternyata ada dua mushola di dekat terminal bus dan stasiun Zurich! ^^ Satu mushola dikelola oleh komunitas Turki, satu lagi dikelola oleh komunitas Pakistan dan Arab. Di Zurich, terminal bus dan stasiun kereta letaknya berdekatan.

Mushola di Zurich dekat terminal bus dan stasiun Zurich yang dikelola komunitas Turki

Mushola di Zurich dekat stasiun bus Zurich yang dikelola komunitas Pakistan atau Arab
Setelah sholat, saya kembali berjalan-jalan di dekat stasiun. Saya melihat pohon-pohon pinggir jalan dengan bunganya yang bermekaran. Benar-benar cantik. FYI, ketika itu di Zurich memang sedang musim semi. 😀

bunga musim semi di Zurich

stasiun kereta Zurich
Tiba-tiba saya melihat ada trem! Bentuk dan warnanya percis sekali dengan yang ada di Munich! Menurut saya Zurich benar-benar kembarannya Munich. ^^

trem kota Zurich yang mirip dengan Munich
Leave a Reply