Kecintaan saya pada bunga menuntun saya untuk datang kembali ke negara yang terkenal dengan koleksi bunga-bunganya yang lengkap, yaitu Belanda. Perjalanan kali ini bertepatan dengan musim semi a.k.a spring yang memang merupakan musimnya berbagai macam bunga bersemi. Dan salah satu tempat paling terkenal di Eropa untuk menikmati berbagai koleksi bunga adalah di Keukenhof, Belanda.
Kebetulan senior saya sedang menemani suaminya kuliah S2 di TU Delft, saya pun memutuskan untuk ke Delft selain ke Keukenhof. Karena ketika ke Belanda di tahun 2013 lalu, saya belum pernah sama sekali ke Delft, kota pelajar yang terkenal dengan kampus tekniknya, ataupun ke Keukenhof yang terkenal akan bunganya di musim semi. Saya memang tipe yang cenderung memilih untuk tidak mengunjungi tempat yang sama untuk kedua kalinya. Saya lebih suka jika banyak tempat yang bisa saya explore. Sehingga ketika ada kenalan yang tinggal di kota yang belum pernah saya kunjungi, saya pun memutuskan untuk ke sana. Selain itu Keukenhof juga jaraknya tidak begitu jauh dari kota Delft.
Perjalanan ke Belanda kali ini saya memilih menggunkan kereta. Jika sebelum-sebelumnya saya melakukan perjalanan menggunakan bis karena biasanya lebih murah, untuk kali ini justru menggunakan kereta malah lebih murah dan tentunya jauh lebih cepat. Karena ketika itu perjalanan ke Delft yang tersedia menggunakan bis hanya ada sehari satu kali, dengan transit yang begitu banyak dan perjalanan yang bisa memakan waktu hampir 24 jam, which is bisa bikin pantat tepos, hehe. Selain itu karena Delft bukan kota utama, tidak banyak transportasi ke sana langsung dari Munich.
Dengan menggunakan aplikasi Goeuro, saya mencari jadwal dan harga tiket kereta. Alhamdulillah biarpun tiket berangkatnya paling murah 89,80 €, untuk tiket pulangnya ada yang pilihannya 0 €. Jadi saya p.p Munich-Delft menghabiskan 89,80 €. Saya pun memutuskan untuk melakukan perjalanan di malam hari, dengan pertimbangan saya bisa istirahat di kereta. Hal yang biasa saya lakukan juga untuk menghemat biaya penginapan. Namun di hari H saya menyesali keputusan saya naik kereta malam hari dengan begitu banyaknya tempat transit. Saya baru sadar saat hari H bahwa saya tidak akan bisa istirahat dengan tenang, karena perjalanan ke Delft ini saya harus transit di 5 tempat sebelum akhirnya tiba di Delft (Munich-Frankfurt-Köln-Mönchengladbach-Venlo-Eindhoven-Delft). Masalahnya adalah beberapa waktu transit jaraknya hanya 1-2 jam. Jadi harus hati-hati jangan sampai tertidur. Karena kalau tertidur risikonya harus beli tiket lagi.
Dan benar saja kawan, saya sudah berusaha untuk tidak tertidur, nyatanya saya tetap tertidur! (Hadeuuh nis) Perjalanan ke Delft kali ini saya memang berangkat sendirian, jadi ga ada yang bisa ngingetin juga. Dan akhirnya terjadi juga, saya salah turun stasiun! Harusnya pemberhentian pertama saya di Frankfurt, tapi saya tertidur, ketika bangun masih setengah ngantuk saya mendengar masinis menyebut ‘Frankfurt’ dan sebagian orang turun (saya memang tidak mendengar secara lengkap). Karena gelap saya tidak bisa melihat papan nama daerah, saya pun memutuskan untuk turun melihat. Dan ternyata bukan Fraknfurt, melainkan sebuah kota kecil bernama Aschaffenburg. Ketika saya menyadari bukan Frankfurt, tiba-tiba pintu kereta ditutup. Biasanya di Jerman kalau pintu kereta baru banget ditutup masih mungkin untuk kita buka. Tapi setelah beberapa kali saya coba buka entah kenapa tidak mau membuka. Padahal kali ini pun seperti biasanya, ketika pintu kereta baru ditutup, kereta tersebut tidak langsung berangkat. Hingga setelah berkali-kali mencoba pintu kereta tidak mau membuka, akhirnya kereta pun jalan. Saya pun melihat layar, ada lagi kereta tujuan Frankfurt jam setengah 5 pagi. Dan saya pun harus membeli tiket kereta lagi.
Saya lihat sekeliling saya, benar-benar sepi. Waktu menunjukan pukul 12-an malam. Akhirnya saya pun berjalan ke bawah tunnel untuk ke dalam stasiun. Saya terus beristighfar dalam hati mohon ampun dan minta pertolongan Allah. Di dalam stasiun masih ada satu toko pizza yang buka dan terlihat restoran fast food Subway mau tutup. Saya mencari-cari tempat untuk duduk tapi sebagian besar sudah diisi, dan semuanya lelaki. Saya pun urung untuk duduk. Dalam hati saya menangisi keadaan saya. (Ini nis, makanya berhenti solo traveling dan segera cari mahram :p). Saya pun memutuskan berdiri di dekat toko pizza. Dan tidak sangat terasa waktu sudah menunjukkan pukul 1 pagi, hampir 1 jam saya menunggu. Pegal menunggu saya pun memutuskan untuk bertanya ke toko Pizza apakah buka 24 jam (sayang di toko ini tidak ada bangku, pizza hanya bisa take away). Ternyata toko hanya buka sampai jam 2 pagi. Ya Rabb, ini mau nunggu di mana sampai jam setengah 5 pagi. T.T Mau duduk di bangku creepy cowok-cowok semua. Karena sepertinya kasihan melihat saya, pegawai toko menyuruh saya menunggu di restoran Turki. Di luar stasiun ada restoran Turki yang buka sampai jam 5 pagi. Alhamdulillah ya Allah.
Saya pun akhirnya ke luar stasiun dan menemukan ada restoran Turki halal. Alhamdulillah pegawainya ada 1 yang perempuan. Saya pun memesan kebab. Pembeli datang silih berganti. Hanya saya yang bertahan lama di sana. Mata saya sudah 5 watt. Ngantuk banget yaa Lord. Tapi saya harus terjaga demi mengejar kereta. Hingga akhirnya ketika pukul 4 saya kembali berjalan ke stasiun. Tidak berapa lama kemudian kereta pun datang.
Alhamdulillah saya sampai juga di Delft! Saya suka sekali hawa Belanda. Windmill, sepeda, dan padang rumput. Benar-benar bikin relax. Saya juga senang dengan sikap orang-orang Belanda yang laid back. Kalo orang Jerman biasanya super serius haha. Orang Belanda bisa dikatakan hampir semuanya bisa bahasa Inggris. Supir, tukang sapu di jalan, pegawai toko, orang manapun yang ada di jalan. Semua yang ditanya hampir pasti bisa menjawab dalam bahasa Inggris. Sebagai bangsa pedagang mereka memang tidak terlalu mempermasalahkan jika orang tidak bisa bahasa mereka. Sedangkan Jerman sebagai bangsa produsen dan inovator sampai sekarang masih menjunjung tinggi penggunaan bahasa lokal. Hanya sebagian orang yang mau atau bisa bahasa Inggris. Dan hampir semua urusan birokrasi harus dalam bahasa Jerman. Pelayan toko yang menyapa ramah dalam bahasa Jerman bahkan bisa jadi cemberut jika kita balas dengan bahasa Inggris, haha.
Sampai di apartemen senior hampir pukul 12 siang. Setelah itu bersih-bersih, shalat, dan makan siang. Pukul 2 siap meluncur ke Keukenhof. Sampai di Keukenhof sangat ramai (karena lagi peak bunga-bunga bermekaran), dan ketemu banyak orang Indonesia. 😉 Untuk sampai ke Keukenhof dari Delft harus menuju stasiun Leiden terlebih dahulu lalu berjalan ke luar menuju bus yang langsung ke Keukenhof (ada penanda arahnya). Biaya bus saya sudah termasuk dengan tiket masuk Keukenhof yang saya beli, yaitu 24,5 €/orang. Selain Leiden, bis yang tersedia langsung ke Keukenhof ada di Bandara Schiphol dan Harleem. Untuk membeli tiket masuk ke Keukenhof dapat dilakukan di website https://keukenhof.nl/nl/.
Keukenhof adalah taman bunga yang rutin dibuka tiap tahunnya ketika musim semi. Biasanya dari akhir Maret sampai pertengahan Mei. Kebanyakan wisatawan ke sini mengincar foto dengan bunga tulip warna-warni yang jadi icon Belanda. Untuk Tulip biasanya blooming di minggu kedua sampai keempat bulan April. Selain menikmati bunga-bunga cantik yang bermekaran di taman, pengunjung Keukenhof juga bisa mengunjungi pavilion-pavilion yang berisi ratusan koleksi bunga. Selain itu pengunjung juga bisa bersepeda atau menggunakan perahu untuk mengelilingi Keukenhof. Untuk pengunjung yang membawa anak juga terdapat taman bermain. Keukenhof bisa dikunjungi dari pukul 8.00 a.m-19.30 p.m.
Koleksi Bunga Mawar di Pavilion Oranje Nasau
Koleksi Tulip di Pavilion Willem-Alexander
Koleksi Anggrek di Pavilion Beatrix
Karena saya di Belanda hanya dua hari, keesokan harinya saya memutuskan untuk hanya mengelilingi kota kecil Delft. Selain sebagai kota pelajar, kota Delft ini merupakan kota pengrajin keramik berwarna biru yang biasanya jadi oleh-oleh khas Belanda. Oleh senior, saya diajak menglilingi kampus TU Delft sekaligus melihat bunga sakura.
TU Delft
Perpustakaan TU Delft
Bunga sakura di TU Delft
Lalu di sore hari saya mengelilingi pusat kota Delft, antara lain ke Delft Markt dan Medieval Oostpoort.
Delft Markt
Medieval Oostpoort
Salah Satu Toko Keramik Delft
Next : Musim Semi di Salzburg
Previous : Belanja dan Pusat Perbelanjaan di Munich
Leave a Reply