16 Desember 2009
Hal yang selalu saya lakukan ketika bangun tidur selama di Jepang adalah membuka gorden hotel dan menatap pemandangan sekeliling. Rapi dan cantik sekali, banyak burung yang berterbangan.😊 Tapi itu tidak berlangsung lama, saya harus segera merapikan diri, hari ini pun harus breakfast pagi banget, karena kami akan mengikuti seminar di Tokyo.
Akhirnya beneran juga ke Tokyo, soalnya selama ini saya cuma transit doang di stasiun Tokyo dan keliling Tokyo pake bus. Lagipula saya bukan Blue Tag. Pengen banget study tour ke Tokyo University, jalan-jalan di Shibuya, foto depan patung Hachikou, tapi rasanya terlalu muluk ya untuk ukuran pelajar. Dibandingkan kota lainnya yang agak sepi, saya lebih suka kota yang ramai seperti Tokyo. Kalau untuk jalan-jalan alam Kyoto yang paling oke. 😉
Setelah sarapan, kami akan menuju bus masing-masing. Seperti hari pertama sampai di Jepang, kami akan kembali dipersatukan dengan negaranya masing-masing, gak country mix lagi kayak kemarin-kemarin. Seperti biasa, saya kebagian bus INA 2. Tour guidenya masih sama kayak dulu, Yukari-san. Sedangkan AFS volunteer-nya bukan Miyuki-san dan Sudaso-san lagi, tapi Mariko-san dan Maru-chan. Maru-chan ini adalah orang Jerman yang jadi afs volunteer di Jepang.
Hufft~ waktu di Jepang tinggal sehari lagi, hari ini akan diadakan wrap-up seminar. Dan setiap negara harus mengirim wakilnya untuk berpidato, laki-laki dan perempuan. Di perjalanan saya melihat banyak gedung-gedung tinggi yang gak begitu beda jauh sama Jakarta. Bedanya kalo di Jepang kami akan menemukan kuil tradisional dan taman yang berdampingan dengan gedung tinggi. Sehingga suasananya terlihat asri. Apalagi awal musim dingin begini, kita masih bisa melihat cantiknya pohon ginkgo disepanjang jalan. Tapi dibandingkan dengan hari pertama ke sini, pohon-pohon yang sudah gundul lebih banyak. Denger-denger, di beberapa kota udah turun salju, Okaa-san bilang, di Tottori, tempat saya homestay, salju akan turun tanggal 17 Desember, tepat ketika saya akan meninggalkan Jepang. Kalau yang homestay di Hokkaido, salju udah turun dari November.
Yatto tukimashita.. ^^ Akhirnya sampai juga di tempat seminar. Seperti biasa tangan kami disemprot dengan alkohol. Dalam sehari tangan kami bisa disemprot 4-5 kali, terutama sebelum makan. Panitianya memang concern banget, hal ini untuk menghindari ada yang sakit karena terkena bakteri atau virus.
Wrap up seminar diisi dengan sambutan-sambutan dan pidato dari perwakilan negara masing-masing. Terus kamiditanya apa saja yang sudah didapatkan selama di Jepang. Pulang dari wrap up seminar sudah agak larut malam. Anak-anak di bus INA 2 pengen banget jalan-jalan di Tokyo, karena hari ini hari terakhir. Besok pagi-pagi sekali sudah harus meninggalkan Jepang.
Akhirnya kami diajak jalan-jalan keliling Tokyo, tapi hanya lewat bus. Pemandangan Tokyo di malam hari benar-benar indah. Di perjalanan Yukari-san bertanya makanan apa yang paling kami suka dan paling tidak suka selama di Jepang. Kebanyakan bilang makanan yang paling disukai adalah Okonomiyaki, termasuk saya. Saya juga juga sangat suka sekali dengan Udon dan tempura, Salmon Goreng, all kinds of Seafood, Takoyaki, Taiyaki, Dorayaki, dan Mochi. Sedangkan makanan yang paling saya tidak sukai adalah Wasabi, telur ikan, dan Natto yang lengket dan aneh banget rasanya. Cukup sekali Okaasan memaksa saya untuk mencoba, dan saya tidak mau lagi. Mending tempe (karena sama-sama kedelai yang difermentasi). Orang tua Jepang memang hobi makan Natto, karena katanya sangat baik untuk kesehatan. Berbeda sekali dengan anak mudanya yang gak suka Natto. Bahkan kalo ada artis yang iklan Natto, biasanya malah dijadiin bahan tertawaan. Mereka akan menyebutnya ”artis lengket..”. Ckckck.. Ternyata yang saya baca di komik-komik bener juga yaa..haha.
Yukari-san meminta maaf karena dia tidak bisa memenuhi keinginan kami yang ingin makan Okonomiyaki. Karena kami akan dinner di hotel. Tiba-tiba saja bus kami sudah ada di atas pusat perbelanjaan Shibuya, saya hanya bisa berdiri dan memandangi ke bawah. Wow, rame banget! Lampunya berkelap-kelip sana sini. Dan didekat Shibuya ini adalah Meguro, dimana Kedubes RI dan SRIT terletak disini. Wah.. pengen banget ke sana. Jadi keinget awal-awal saya mau berangkat ke Jepang, saya sampai ngehayal bodoh.
Di suatu malam di Tokyo, akhir Desember, tiba-tiba salju turun dengan lembutnya, seorang wanita sedang asik jalan-jalan sendirian mengelilingi Tokyo. Gadis itu menggunakan mantel wol beige, syal rajutan coklat muda lengkap dengan sarung tangan, penutup telinga, sepatu boots coklat dengan sedikit hak, rok coklat garis-garis, sweater neck-turtle warna putih susu, dan kerudung soft brown. Dengan memakai earphone, dia mendengarkan lagu Yui ”winter hot music”. Dia yang merasa kedinginan walaupun sudah memakai sarung tangan, memasukan tangannya ke mantel rapat-rapat. Setidaknya itu bisa membuatnya lebih hangat. Ia berjalan dengan lambat karena sedang menikmati susana musim dingin yang indah. Tampaknya dia sedang berjalan ke suatu tempat yang paling dibanggakan di Tokyo. Apalagi kalau bukan Tokyo Tower. Sesampainya di puncak, yang dia temukan dimana-mana pasangan, bahkan kakek-nenek. Dia jadi tersenyum, rasanya tempat seperti ini memang kurang asyik dikunjungi sendiri. Tiba-tiba dia teringat seseorang, karena orang itulah dia harus pergi jauh sampai ke Tokyo seperti ini. ”Aku hanya ingin mengejar mimpiku, lagipula di sini aku jadi memikirkan seseorang yang tidak seharusnya kupikirkan. Orang yang tidak pernah melihatku sebelah matapun, karena dia tidak pernah menyadarinya. Tapi itu jadi lebih baik, dengan begitu aku jadi bisa cepat melupakannya”, begitulah yang selalu dikatakannya ketika ditanya teman-temannya di Indonesia kenapa tiba-tiba sekali mengambil beasiswa ke Todai, universitas prestigius yang selalu menjadi mimpinya dari kecil. Sudah lama sekali dia tidak memikirkan hal seperti itu. Baginya, perasaan seperti itu, cukup untuk disimpan rapat di dalam hati. Dan ketika saatnya tiba.. dia akan kembali datang dengan sendirinya. Entah siapapun orangnya, semuanya cukup tertulis di Lauh Mahfuz. Dan menunggu.. itulah yang terbaik. Di puncak Tokyo Tower, dia bisa melihat pemandangan Tokyo di malam hari, tiba-tiba dia menulis sesuatu di kaca yang berembun, ” Thanks God for granted my wish^^ Here I hope someone stands beside me.” Setelah puas melihat Tokyo dari atas Tokyo Tower, dia memutuskan untuk kembali ke apatoo-nya, dia harus segera tidur, karena besok ada seminar di kampus Todai di Komaba yang diadakan oleh fakultasnya, Faculty of Pharmaceutical Science dengan tema, ”Pharmaceutical Service in Japan”. Tiba-tiba dia mencium aroma wangi di depan sebuah kedai yang menjual Taiyaki yang berisi Anko. Dia memeriksa sakunya, cukup untuk ongkos pulang dan membeli 2 buah Taiyaki. Keluar dari kedai Taiyaki, dia melihat seseorang yang sedang menyebrang ke arahnya. Seorang laki-laki dengan mantel hitam dan sweater abu-abu neck-turtle di dalamnya. Mustahil, kenapa dia…
Hehe, kurang lebih begitulah cuplikannya. Tiba-tiba seorang temanku berteriak, ”Tokyo Tower!”. Mana? Eh iya, beneran. Tapi karena di atas bus, saya hanya bisa memandanginya dari jendela. 😥
Yep, kelak saya harus kembali ke sini dan mengejar mimpi saya kuliah di Todai.^^ Aamiin.
Karena Yukari-san melihat wajah kami yang jadi cerah banget karena melihat Tokyo Tower, Yukari-san bertanya tempat apa yang paling kami sukai selama di Jepang. Dia bertanya seperti itu sembari mengalihkan perhatian kami yang dari tadi udah kelaparan banget karena hampir jam 9 tapi kami belum sampai juga di hotel untuk makan malam. Hmmm.. tempat yang paling saya suka adalah Kyoto dengan autumn-ya dan Tokyo di malam hari. Sedangkan tempat yang membuat saya terkagum-kagum dan tercengang adalah Hiroshima City Naka Incineration Plant. Sedangkan teman-teman saya sebagian mengatakan tempat favoritnya adalah toilet Jepang. Haha, sebenarnya saya juga begitu. Di Jepang ini, kita bisa merasakan toilet dari yang sekali jentikin jari langsung keluar air, baru duduk keluar air, pas pintu dibuka keluar air, sensor tangan keluar musik dulu baru air,
atau yang banyak kita temui, toilet dengan tombol untuk depan dan belakang (yah, tahu sendiri lah.. :p) yang temperature airnya bisa kita atur. Pengalaman waktu homestay, karena di hotel temperature air di toiletya bisa diatur, pas di rumah Okaasan yang gak pake tombol, saya gemeteran kerena toiletnya dingin bangeeeet. Jadi gak bisa-bisa melakukan sesuatu yang biasa dilakukan di pagi atau sore hari. 😆 Toilet Jepang bahkan jadi pembicaraan orang-orang pas seminar, haha.
Hufft~ besok sudah harus pulang kampung, padahal masih banyak hal yang ingin saya lakukan di sini, dan jujur saja, saya belum ingin pulang, karena belum merasa bosan.. Sesampainya di hotel, tiba-tiba ada tulisan di papan tulis yang bikin saya pengen nangis.
Huaaaa, saya jadi tidak ingin tidur sampai besok pagi. :”) Rasanya seperti sudah lama di Jepang, tapi juga sebentar sekali. I’ll come back as soon as possible insha Allah.
Tiba-tiba teringat lagu favorit saya yang sering diputar selama di bus sama panitia, judulnya “What I wanted the Most/Boku Ga Ichiban Hoshikattamono” dinyanyikan oleh Noriyuki Makihara. :”)
Sakki totemo suteki na mono wo
Hirotte boku wa yorokonde ita
Futo ki ga tsuite yoko ni me wo yaru to
Dareka ga iru no ni kidzuita
Sono hito wa sakki boku ga hirotta
Suteki na mono wo ima no boku ijou ni
Hitsuyou to shite iru hito da to
Iu koto ga wakatta
Oshii you na ki mo shita kedo
Boku wa sore wo ageru koto ni shita
Kitto mata kono saki sagashite ireba
Motto suteki na mono ga mitsukaru darou
Sono hito wa nando mo arigatou to
Ureshi sou ni boku ni waratte kureta
Sono ato ni mo mata boku wa totemo
Suteki na mono wo hirotta
Futo ki ga tsuite yoko ni me wo yaru to
Mata dareka ga iru no ni kidzuita
Sono hito mo sakki boku ga hirotta
Suteki na mono wo ima no boku ijou ni
Hitsuyou to shite iru hito da to
Iu koto ga wakatta
Oshii you na ki mo shita kedo
Mata sore wo ageru koto ni shita
Kitto mata kono saki sagashite ireba
Motto suteki na mono ga mitsukaru darou
Nani yori mo boku wo mite ureshi sou ni
Warau kao ga mirete ureshikatta
Kekkyoku boku wa sonna koto wo nando mo kurikaeshi
Saigo ni wa nanimo mitsukerarenai mama
Koko made kita michi wo furikaette mitara
Boku no ageta mono de takusan no
Hito ga shiawase sou ni waratte ite
Sore wo mita toki no kimochi ga boku no
Sagashite ita mono da to wakatta
Ima made de ichiban suteki na mono wo
Boku wa toutou hirou koto ga dekita
Just a few moments ago, I found a most wonderful thing.
I picked it up, and my heart was filled with joy!
Then I realized and looked out the corner of my eye
I noticed someone standing by my side.
This person was someone who was in need
of the wonderful thing I had found not long ago.
This someone needed, I realized, more than me, what I had found.
Didn’t want to let it go, wanted to keep it.
But then I decided to give it away.
I believe eventually, if I look for hard enough,
I’ll find an even more wonderful thing.
This someone kept saying “Thank you”
over again and with abounding joy at me, kept smiling.
And after that again amazingly enough,
I found and picked up a most wonderful thing.
Then I realized and looked out the corner of my eye
I noticed someone standing by my side again.
This person too, was someone who was in need,
of the wonderful thing I had found not long ago.
This someone needed, I realized, more than me, what I had found.
Didn’t want to let it go, wanted to keep it.
But again I decided to give it away.
I believe eventually, if I look for hard enough,
I’ll come across an even more wonderful thing.
And more than anything, this person happily looked at me. It filled
my heart with joy to see this person smiling!
Eventually I, after repeating the something over and over again,
In the end I wasn’t able to find anything and
after coming down this long road and looking back.
With all of the things that I had given out.
There were so many people that were smiling with joy.
And watching all of this, there was a feeling of mine.
I had actually realized what it was I was looking for.
And up till now, the most wonderful thing, I believe
I was finally able to find and pick it up
sumber lirik: http://www.jpopasia.com
Next : Sayounara Jepang
Previous : Keliling Yokohama
Leave a Reply