Apalah arti sebuah nama.
Sebagian dari kita mungkin pernah atau bahkan sering mendengar ungkapan seperti itu. Bagi saya pribadi, nama sangat lah penting. Karena nama urusan-urusan yang harusnya mudah bisa menjadi sulit. Melalui tulisan ini saya akan menceritakan bagaimana saya sampai memutuskan untuk mengganti nama. Sebelum kesalahpahaman terus berlanjut, haha. Soalnya pas ganti nama jadi Annisa Yusrial, beberapa teman sempat mengira yang aneh-aneh, ada yang ngira saya tunangan terus kesel karena ga ngabarin, ada juga yang ngira saya nikah siri’, emang aneh-aneh aja dah. ^^’
Saya dilahirkan di pesisir Pantai Kata di Pariaman, Sumatera Barat. Ketika dilahirkan, papa memberi saya nama Annisa Rahman. Hingga ketika kontrak kerja papa dengan perusahaan Jerman di Pasaman habis, kami sekeluarga (papa, mama, dan saya yang berumur 1 tahun) merantau ke Bogor karena papa akan menjadi PNS di Kementerian Pertanian di Bogor. Salah satu alasan papa memilih merantau ke Bogor juga karena memikirkan akses pendidikan yang baik untuk anak-anaknya kelak. Tiba di Bogor, papa pun membuatkan saya akta lahir di kantor catatan sipil. Ketika itu papa mengatakan ke catatan sipil bahwa anaknya bernama ‘Annisa Rahman’. Akta lahir pun selesai, papa mengambilnya dari catatan sipil tanpa memperhatikan bahwa di akta lahir saya hanya tertulis ‘Annisa’, tanpa ada ‘Rahman’. FYI, nama papa saya bukan ‘Rahman’, tapi ‘Yusrial’, karena banyak yang suka salah kira ‘Rahman’ nama bapak saya, padahal itu nama asli saya..wkwk.
sumber foto :
https://www.publicdomainpictures.net/en/view-image.php?image=178269&picture=choosing-a-name
Ketika bersekolah di TK Insan Kamil dan SDN Polisi 4 Bogor (sepertinya dulu tidak melihat akta lahir), saya terdaftar dengan nama ‘Annisa Rahman’. Sampai menjelang UN SD, Bu Guru menyuruh setiap anak membawa akta lahir untuk keperluan nanti membuat ijazah. Ketika menyerahkan ke guru saya, beliau menyadari bahwa di akta lahir nama saya yang tercantum hanya ‘Annisa’. Bu guru pun menanyakan apakah saya mau memperbaiki akta lahir dulu. Saya yang masih SD dan berfikiran singkat, tanpa sepengetahuan orang tua, langsung mengatakan, “Ga apa-apa Bu, pakai akta yang ini saja.” Ketika itu saya berfikir dalam hati (berfikir kok dalam hati, haha), “Kalo namanya cuma satu kata, nanti cepet deh ngebuletin dilembar jawaban UN”. ^^
Pengumuman UN pun keluar, Alhamdulillah saya diterima di SMPN 1 Bogor. Ketika papa mendaftarkan saya di sekolah tersebut, papa menyadari nama saya yang cuma satu kata di ijazah, sedangkan mendaftar SMP namanya melihat di ijazah. Saya pun menceritakan kejadiaannya. Awalnya nama satu kata saya pikir tidak akan masalah. Tapi sepertinya Allah ingin mengingatkan saya. Suatu ketika saya secara tidak sengaja melihat guru saya salah memasukkan nilai saya ke ‘Annisa’ yang lainnya. Di kelas saya memang ada 3 orang yang namanya ‘Annisa’. Dan nama saya hanya ‘Annisa’. Wajar jika ada yang mengira seseorang bernama ‘Annisa’ lupa menuliskan nama lengkapnya. Semenjak kejadian tersebut, saya jadi lebih waspada sama nilai dan memastikan guru tidak salah memasukkan nilai saya. Kalau nilai saya yang dimasukkan jadi lebih bagus sih ga apa-apa (hoho), tapi kalo jadi lebih jelek? 🙁 Saya pun menceritakan kejadian tersebut ke Papa. Papa kaget mendengarnya. Kerena ketika memberi saya nama ‘Annisa Rahman’, di kampung saya tidak ada yang namanya ‘Annisa’, ternyata ketika sampai kota Bogor banyak yang namanya ‘Annisa’. Well, boleh deh alasan papa, berarti ‘Annisa’ nama anak kota yaa, hehe.
Saat melanjutkan di SMAN 1 Bogor, saya kembali waspada terkait kesalahan memasukkan nilai. Di kelas XI Alhamdulillah saya lulus seleksi AFS JENESYS ke Jepang. Hingga ketika orientasi di Jakarta sebelum keberangkatan ke Jepang, ada pembagian amplop yang berisi detail host family. Satu per satu nama dipanggil. Sampai akhir nama saya dan beberapa orang belum dipanggil. Kakak Bina Antar Budaya (disingkat Binbud, lembaga penyelenggara seleksi AFS di Indonesia) pun mengatakan kalau yang belum menerima amplop host family untuk tidak khawatir karena besok di bandara akan diberikan. Entah kenapa saya mulai merasa gelisah..
Besoknya ketika hari keberangkatan, kembali dibagikan amplop host family untuk yang kemarin belum mendapatkan amplop. Dan.. sampai akhir nama saya tidak disebut-sebut. Mata saya mulai berkaca-kaca (dasar cengeng), tapi ga sampai nangis juga sih hehe. Saya menerka-nerka dalam hati,”Hwaaa, kok gue ga dapet?? Jangan bilang ga ada yang mau nge-host gue.” T.T Saya pun langsung menghadap kakak Binbud dan mengatakan saya belum menerima amplop host family. Kakak Binbud dengan kaget, “Hah masa sih? Sebentar dulu yaa.” Kakak Binbud pun meninggalkan saya dan mendatangi panitia lainnya. Di sekeliling saya teman-teman sudah mulai heboh membicarakan host family masing-masing, saya hanya bisa menatap iri. 🙁 Tiba-tiba ‘Annisa’ yang lain mendatangi kakak Binbud dan dia bingung karena di amplopnya ada 2 detail host family. Kakak Binbud, “Nah ini Annisa, ternyata host family kamu nyasar ke amplop ‘Annisa’ yang lain”. Alhamdulillah, makasih yaa Allah ternyata saya dapet host family..T.T
Sekolah pun berlanjut ke ITB. Jika saya mengikuti events di dalam negeri, saya menuliskan nama saya hanya ‘Annisa’ sesuai KTP. Namun jika mengikuti events ke luar negeri, nama yang didaftarkan sesuai passport. Nama saya di passport adalah Annisa Yusrial. Jadi ceritanya dulu ketika membuat passport untuk AFS ke Jepang, petugas imigrasi mengusulkan untuk menambahkan nama ayah saya karena khawatir nama satu kata akan mempersulit membuat visa. Saya pun setuju.
Nah, akibat nama yang berbeda-beda, sertifikat-sertifikat yang saya peroleh beda-beda pula namanya. Ada yang hanya Annisa, ada yang jadi Annisa Yusrial. Saya rasa ke depannya tidak baik jika nama berbeda-beda begitu. Maka saya memutuskan untuk mengganti nama, di tambah lagi saya mau mendaftar S2, maka sebelum ijazah S1 keluar, saya harus mengganti nama. Awalnya saya pikir mengganti nama itu mudah, selama memiliki dokumen yang kuat, yaitu passport, dokumen identitas diri yang diakui baik nasional maupun internasional. Ketika menjelang wisuda, saya mendatangi rektorat dengan membawa passport saya. Saya pun menceritakan kronologis nama saya dan alasan kenapa ingin mengganti nama. Pihak rektorat mengatakan bahwa nama di ijazah S1 mengikuti nama di ijazah SMA, dan nama di ijazah tidak bisa diganti. Mendengar itu rasanya pijakan saya runtuh. Gimana nih? Saya mau daftar S2. Dan ketika mengisi aplikasi universitas-universitas, mereka selalu meminta mengisikan family name atau nama sesuai passport. Saya tidak mau menerima begitu saja, pasti ada jalannya. Saya pun langsung pulang ke kosan, googling terkait prosedur ganti nama. Alhamdulillah ternyata banyak yang mengganti nama, salah satunya aktris Nia Ramadhani yang mengganti nama menjadi Ramadhania Ardiansyah Bakrie.
Alhamdulillah setelah melalui serangkaian prosedur (sekitar 2 bulan), saya resmi menjadi Annisa Yusrial. Sebenarnya saya tidak mengganti nama juga sih, lebih tepatnya menambahkan nama ayah. Oleh karena beberapa sertifikat nama yang terncantum adalah Annisa Yusrial, saya tidak mau pusing mengganti nama total, karena urusannya jadi makin repot terkait perbaikan nama-nama di sertifikat. Biarpun sebenarnya saya punya nama idaman. Haha yasudahlah, mungkin kalau nanti punya anak perempuan bisa diberi nama itu. 😉
Berikut langkah-langkah mengganti nama :
- Mendatangi pengadilan negeri terdekat dan mengajukan permohonan penggantian nama di akta serta membawa dokumen-dokumen pendukung seperti ijazah, KTP, KK, passport, serta fotokopiannya
- Membayar biaya persidangan, waktu itu di pengadilan negeri Cibinong kalau tidak salah sekitar 190 ribu
- Menunggu jadwal persidangan. Sekitar satu-dua minggu setelah mendaftar, petugas dari pengadilan mendatangi rumah untuk memberitahukan jadwal dan menyuruh membawa 2 orang saksi untuk memperkuat alasan penggantian nama
- Datang ke persidangan sesuai jadwal yang telah ditetapkan dengan membawa 2 orang saksi dan dokumen-dokumen pendukung (saya juga membawa sertifikat – sertifikat saya yang sudah terlanjur bernama Annisa Yusrial karena sesuai passport). Ketika itu saksi saya adalah papa dan adik laki-laki saya. Oh iya, untuk menjadi saksi harus berusia 17 tahun ke atas dan memiliki KTP. FYI persidangan ganti nama adalah sidang perdata, bukan pidana, jadi jangan tegang hehe. Selama sidang, saya dan para saksi diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait alasan mengganti nama. Sebelumnya kami juga disumpah di atas kitab, sesuai agama masing-masing. Saya disuruh kembali lagi minggu depannya untuk mendengarkan keputusan. Dan tidak perlu lagi didampingi saksi.
- Hasil persidangan keluar. Alhamdulillah permohonan saya dikabulkan. Saya diminta ke catatan sipil dalam 30 hari setelah diterimanya surat hasil keputusan sidang.
- Sekitar satu bulan berikutnya, akta kelahiran saya yang baru pun keluar. Sebenarnya ga baru juga sih, hanya ditambahkan catatan di belakang akta lahir saya yang lama bahwa nama saya diganti berdasarkan keputusan pengadilan.
So, apakah kamu juga tertarik ganti nama? 😉
Next : Belajar Konsep Pariwisata dari Thailand
Previous : 59th IPSF World Congress di Belanda
januar kristianto
aku tertarik karena namaku tidak islami…
tapi aku belum punya biaya…
Muhammad Hendri
ada bbrp hal yg ingin saya tanyakan kak, itu brrti ijazah kakak mulai dri sd sampai sma tertulis nama nya hanya Annisa ya? lalu setelah kakak mengurus pergantian nama menjelang kelulusan s1, ijazah s1 kakak menggunakan nama yang lama atau baru? terimakasih.
annisayusrial
Ijazah saya sampai S1 namanya hanya Annisa, karena saya baru kepikiran memperbaiki nama menjelang ijazah S1 keluar. Dan untuk mengganti nama memakan waktu 2-3 bulan, sehingga ketika mendapat nama baru, ijazahnya sudah keburu keluar. Tapi setelah itu, saya bisa meminta surat keterangan dari pihak kampus bahwa orang dengan nama yang tertera di ijazah sama dengan nama yang baru. Jadi kalau memang ingin mengganti nama, saran saya sebaiknya dilakukan minimal 5 bulan sebelum ijazah keluar.
Muhanmad Hendri
ohh tapi itu tidak bermasalah kak untuk daftar ke s2 nya jika hanya pakai surat keterangan?, tpi jika s1 nya ingin pakai nama yg baru apakah bisa kak jika sudah di urus ke pengadilan ?
annisayusrial
Tidak masalah, karena sudah ada lampiran nama yang baru, dan passport saya juga namanya sudah sesuai. Kalau di luar negeri yang dilihat nama di passport. Tapi kalaupun mendaftar S2 di dalam negeri, tentu yang jadi rujukan KTP yang sudah diperbarui dengan nama yang baru. Sebagai contoh nama saya di ijazah S1 masih Annisa, Tapi ketika apoteker saya mendaftar dengan nama yang sudah diganti, jadi ijazah Apoteker saya Annisa Yusrial.
Aryanditya
Annisa sy mau tanya, setelah ganti nama tsb apakah KTP, KK, SIM, STNK ikut ganti juga? Sy mau ganti nama juga (menambahkan nama depan lebih tepatnya) cuma yg sy takutkan nanti akan ribet untuk mengurus ktp, sim dsb, trimakasih
annisayusrial
ikut ganti, tapi harus diurus dulu ke masing-masing pihak, emang rada ribet >.<
Hadi
Asslm mbak
Mohon bantuan,
Dokumen wajib apa yg harus saya lampirkan ketika mau ganti nama secara resni? Saya juga mau ganti nama resmi.
Mohon bls ya, atau WA saya di 085294168859
annisayusrial
Wa’alaikumsalam.wr.wb
Dokumennya seperti KTP, KK, Ijazah, sama surat permohonan penggantian nama. Tapi saran saya lebih baik langsung datang ke pengadilan untuk lebih lengkapnya, karena bisa jadi syaratnya beda.
Lily
assalamualaikum, kak. saya boleh minta kontak kak Annisa? aku mau nanya2 soal ganti nama ini boleh?
annisayusrial
Wa’alaikumsalam.wr.wb
Maaf aku ga bisa kasih kontak karena alasan privasi.
Tanyanya diblog ini aja biar yang punya pertanyaan sama juga bisa lihat. 🙂
Susi
Apakah klw setelah mngganti nama, ijazah kita msh bisa dipakai untuk mndftar CPNS?
annisayusrial
harusnya bisa, tinggal dilampirkan aja perbaikan akte lahirnya. 🙂
Aisha Hana
Assalamu alaikum kak.. Hari ini sya bru aja resmi merubah nama lebih tepatnya menambahkan nama belakang saya yg kebetulan tersingkat gtu dipengadilan negeri, tdi sya langsung ke capil dengan membawa penetapan PN untuk merubah nama di kk, ktp dan akte.. Tpi kok staff Capil bilang ijazah saya hangus yah krna menambah nama belakang sya? Apa itu akan bermasalah kak nantinya? Oiya kak sya menambahkan nama sya krna ingin mendaftar kuliah di luar negeri? Apa benar ijazah sya ini bakalan gak kepake? Terima kasih kak
annisayusrial
Wa’alaikumsalam.Wr.Wb
Hi Aisha, ijazah ga bakal hangus, tinggal minta surat keterangan aja dari sekolah/kampus kalau orang yang namanya tertera di ijazah sama dengan yang di akte baru. Ijazahnya memang tidak bisa diubah, tapi kita bisa minta surat keterangan resmi dari sekolah/kampus. Jadi ketika apply apapun surat keterangan itu dilampirkan bersama ijazah. Untuk ke luar negeri yang dilihat itu passport, pun mendaftar kampus di luar negeri yang dilihat juga kesesuaian nama dengan di passport dan jangan lupa buat surat keterangan ganti nama dalam bahasa inggris dari kampus untuk mendampingi ijazah dan transcript.
Dwi
Halo kak, mohon maaf, boleh bertanya, untuk surat permohonan ganti nama itu kita buat sendiri atau datang ke pengadilan negeri dan dibuatkan oleh pihak pengadilan negeri, atau bagaimana ya?
Mohon balasannya, terima kasih
annisayusrial
Halo,
Untuk surat permohonannya kita buat sendiri, formatnya bebas 🙂
momochaber
Assalamualaikum. Halo kak, terimakasih banyak informasinya kebetulan saya juga memiliki problem yg mirip sekali dengan kakak sehingga saya berpikiran untuk menambah nama belakang saya dengan nama ayah. Tetapi saya agak ragu jika pengurusan pergantian nama ini akan berpengaruh ke validitas ijazah saya yg mana namanya tidak bisa dirubah. Kebetulan saya baru saja lulus jenjang diploma dan berpikiran untuk eksten S1 dan saya ingin ijazah S1 saya memuat nama baru jadi saya ingin mengurus pergantian nama ini dari sekarang. Untuk surat keterangan dari sekolah/kampus itu apakah kita harus memintanya dari tingkat sd hingga pendidikan terakhir misal saya diploma ini atau cukup dari pendidikan terakhir saja yaitu pihak kampus bersangkutan kak? Terimakasih banyak. Mohon maaf kalau jadi terlalu panjang
annisayusrial
Cukup dari pendidikan terakhir aja, kecuali kalau ijazah SD-SMA masih dibutuhin, baru bikin surat keterangan masing-masing sekolah. Kalau misal buat lamar kerja atau lanjut kuliah kan ijazah yang diperlukan cuma pendidikan terakhir 🙂
Siti hajar
Ijin bertanya.. Anak saya masih bayi dan nama sdh dibuatkan aktenya.. Tp sya merasa kurang srek dgn namanya.. Mhn maaf ya bknnya ga besyukur… Tp kmrn mmg prosesnya buru2… Rasanya pngen ganti nama… Tp apakah bisa kira2.. Trms
annisayusrial
Di coba aja mbak ditanyakan ke kantor pengadilan kota setempat, mumpung masih bayi jadi belum punya ijazah macem2 lebih enak ngurusnya.
Sofya
halo Annisa, terima kasih banyak atas informasinya. Saya juga punya masalah dengan perbedaan nama antara akta kelahiran dengan KTP, KK, ijazah TK-S1 saya (KTP, KK, dan Ijazah TK-S1 sama satu sama lain, berbeda satu huruf dengan yang di akta kelahiran). Menurut pengalaman kamu, apakah dengan alasan agar nama di akta kelahiran menyesuaikan dengan dokumen yang lain, yg mana seharusnya semua dokumen mengacu pada akta kelahiran, bisa dikabulkan oleh pengadilan? Terima kasih banyak sebelumnya