Seminggu setalah ke Belanda, teman saya Hilmi mengajak saya menemani Vivi, teman kuliah Fisika dulu di ITB yang lagi student exchange di Groningen, Belanda. Bersama teman saya Nurul, kami berempat memutuskan untuk ke Salzburg, sebuah kota di Austria yang jaraknya hanya sekitar 2 jam dari kota Munich. Untuk ke Salzburg bahkan masih bisa menggunkan Bayern ticket. FYI, harga Bayern ticket 25 €, dan untuk orang kedua, ketiga, dst sampai orang kelima, hanya perlu menambah 6 €/orang. Jadi pergi dengan group akan sangat murah menggunakan Bayern ticket. Bayern ticket untuk hari senin-jumat berlaku dari jam 9 pagi – 3 pagi keesokan harinya (9 a.m-3 a.m following morning), sedangkan untuk sabtu-minggu berlaku dari jam 12 pagi – 3 pagi keesekokan harinya (00 a.m-3 a.m following morning). Bayern ticket dapat dipakai untuk mengelilingi semua tempat di Bayern, termasuk perjalanan sampai ke kota Salzburg di Austria (tapi tidak berlaku untuk transport lokal di Salzburg), berlaku untuk kereta regional (RE, RB), S-Bahn, U-Bahn, Trem, dan sebagian besar bus di Bayern. Bayern ticket dapat dibeli di mesin-mesin stasiun pusat kota. Jangan lupa menulis nama semua penumpang di tiket yang sudah diperoleh.
Salzburg, kota yang terkenal sebagai kota musik, adalah tempat komposer Wolfgang Amadeus Mozart lahir. Selain itu kota ini juga terkenal sebagai tempat syuting film populer Sound of Music. Saya sendiri pertama kali tahu kota ini pas nonton drama Korea lawas Spring Waltz yang dibintangi Han Hyo Joo.
Bersama dengan musim gugur, buat saya musim semi menjadi musim yang paling enak buat jalan-jalan, di mana cuaca tidak terlalu dingin ataupun panas. Suhunya belasan derajat celcius.
Sesampainya di stasiun, kami berjalan menuju salah satu tempat paling populer di Salzburg, yaitu Schloss Mirabell. Masuk ke dalam kami disuguhi taman dan bunga-bunga yang cantik.
Setelah puas duduk dan foto-foto menikmati Schloss Mirabell, kami memutuskan untuk berjalan menuju Hohensalzburg Castle. Untuk sampai ke sana kami melewati Lock Bridge, kemudian menuju Neustadt (new town) dan Altstadt (old town) dari Salzburg.
Ketika berjalan menuju Neustadt, kami akhirnya melihat salah satu tempat yang paling populer di Salzburg, yaitu Mozart Geburthaus a.k.a rumah kelahiran Mozart.
Setelah berjalan terus, kami akhirnya sampai di Altstadt Salzburg. Dan kami lihat terdapat cable car untuk menuju Hohensalzburg Castle. Walaupun tersedia cable car, kami memutuskan untuk berjalan, karena cuaca sedang bagus dan ingin menikmati pemandangan Salzburg yang cantik (padahal mah biar hemat haha). Alhamdulillah biarpun perjalanan dari stasiun Salzburg sampai ke kastil sebenarnya cukup jauh dan menanjak, kami sangat menikmati karena pemdangannya benar-benar cantik.
Hohensalzburg Castle
Alhamdulillah setelah berjuang menanjak, sampai juga di Hohensalzburg Castle. Ternyata untuk masuk ke dalam kastil pengunjung dikenakan biaya yang lumayan, jadi kami memutuskan untuk tidak ke dalam, haha. Karena penasaran kami memutuskan untuk jalan ke sisi satunya lagi, dan masya Allah kami menemukan
harta karun benteng pertahanan dengan pemandangan sekitarnya yang indah. Bahkan dari sini kami dapat melihat pegunungan Alpen yang diselimuti salju abadi.
Awalnya kami pengen duduk di celah-celah tembok pertahanan, tapi tidak jadi karena temboknya curamnya ke bawah, bukan ke atas, akibatnya kalo tidak hati-hati bisa jatoh ke bawah (yaiyalah, haha tapi tinggi banget bisa wassalam). Setelah berfikir (ceileh), saya baru paham kenapa curam temboknya ke bawah, ini kan benteng pertahanan, dari balik celah-celah tembok ini prajurit bisa melepaskan panah ke musuh di bawah dengan mudah dan akan menyulitkan musuh di bawah untuk menembak ke atas benteng. Fufu, ternyata ga sia-sia suka baca Conan~
Pemandangan Salzburg dan Pegunungan Alpen dari atas bukit
Ternyata tidak sia-sia kami berjalan jauh ke sisi lain dari Hohensalzburg Castle. Di sini relatif tidak banyak orang. Kami pun memutuskan untuk bersantai menikmati pemandangan yang luar biasa cantik. Dari sini kami bahkan bisa melihat pegunungan Alpen yang sabagian puncaknya ditutupi salju. Menghirup udara segar, menikmati angin dan wangi rerumputan. Maka nikmat Tuhanmu yang mana yang kau dustakan?
Next : Winter di Hallstatt Austria
Previous : Tulip di Keukenhof dan Wisata Kota Delft
Leave a Reply