7 Desember 2009
Pagi-pagi sekali kami sudah harus berangkat ke Miyajima Island. Kata Harumi-san kami berangkat pagi karena kami harus kembali lagi sebelum jam 12 (kayak Cinderella aja, hehe) akan diadakan Jenesys Festival siangnya. Perjalanan ke Miyajima menggunakan bus dan dilanjutkan dengan kapal, karena kami akan menyebrang pulau. Di sepanjang laut kami bisa melihat banyak sekali rumput laut yang dibudidayakan.
Saya akan menjelaskan sekilas tentang Miyajima. Miyajima adalah sebuah pulau di Prefektur Hiroshima yang terkenal dengn keindahannya, bahkan dinobatkan sebagai salah satu dari tiga tempat terindah seantero Jepang. Di pulau ini ada sebuah kuil shinto terkenal bernama Itsukushima Shrine, dengan pintu masuknya yang bernama O-torii gate. Kalau air laut sedang pasang, kuil dan pintu masuknya ini seolah-olah mengapung di tengah laut, pokoknya keren banget. Tapi.. Zannen desune.. pagi ini air lautnya lagi surut, biasanya akan pasang di sore hari.
Saat masuk ke dalam, kami disambut sama pendeta shinto yang memakai pakaian shinto yang khas sekali. Ketika saya ingin memotret orangnya, tidak diperbolehkan. 🙁 Padahal bajunya lucu banget, kayak Rei yang di Sailormoon.. hehe. Selain terkenal dengan keindahannya, pulau ini merupakan penghasil mutiara terbesar di Jepang. Di pulau ini juga kami akan menemukan banyak rusa-rusa manja yang berkeliaran begitu saja. Biarpun mereka ini sangat lucu, tapi kami harus berhati-hati, karena mereka suka menarik-narik baju dan kertas yang kami pegang, bahkan memakannya. Kalau di foto, terkadang dengan sombongnya mereka lari begitu saja. 🙁
Setelah puas berkeliling, kami di kasih waktu belanja 20 menit, lalu kembali lagi ke kapal.
Omotesando Shopping Arcade yang super bersih
Dari Miyajima, kami akan menuju ke Peace Memorial Park seperti kemarin. Tapi di sana bukan untuk melihat-lihat. Kami akan ke salah satu gedungnya karena di sana akan berlangsung Jenesys Festival. Jadi, setiap negara akan menampilkan suatu pertunjukan dari negaranya. Di Festival ini tidak diperkenankan semuanya tampil, batas maksimalnya hanya 10 orang. Waktu masih orientasi di Indonesia, sudah dipilih 10 orang secara random. Yokatta..saya gak kepilih..hehe. Soalnya mereka ini harus berlatih sebelum tampil, jadi jalan-jalan hari ini mereka gak ikut.
Di festival kali ini ada sambutan dari walikota Hiroshima dan direktur AFS Jepang yang bernama Yuzo Takada..tapi dateng kok orangnya..hehe. Di festival ini, kami yang dari Indonasia kompakan pake batik dan mengundang perhatian semua orang untuk memotret kami.. 😉 Seneng banget akhirnya disatuin lagi, karena biasanya Country Mix. Festival dimulai dengan penampilan Koto, sebuah instrumen semacam (tapi beda) kecapi dan paduan suara pelajar dari salah satu sekolah di Hiroshima. Selanjutnya penampilan dari negara-negara participant. Yang pertama adalah Australia yang menampilkan semacam drama dan nyanyian kebangsaan mereka. Dilanjutkan dengan tarian Barso Ray dari India, padusa lagu-lagu daerah dari Indonesia, tarian kolaborasi Malaysia (Melayu,India, China), tarian suku Samoa dari New Zealand, tarian Jota Quirino dari Filipina, dan terakhir tarian Rabam Ton Worachet dari Thailand. Semuanya keren banget. ^^
Terakhir kakak-kakak volunteer dari afs jepang menari dokosho dokosho soran soran yang kocak banget.
Setelah selesai, kami semua berfoto bersama.^^
Malam harinya, kami akan dinner di restauran Okonomiyaki. Okonomiyaki adalah makanan semacam pizza yang isinya seafood, mie, kol, dan rasanya.. Sugoi!! Oishikatta… :9 Makanan Jepang terenak yang saya makan setelah udon dengan tempura.
Cuma karena porsinya banyak, jadi agak eneg.. tapi enak. Sebenarnya tempatnya dibilang restauran juga bukan sih, lebih mirip kedai, karena proses pembuatannya disajikan di depan mata.
Jadi topping babi yang biasa ditaburi diatasnya bisa kami cegah..hehe. Kata Harumi-san, Okonomiyaki asalnya dari Osaka, dan di sana orang-orang bilang lebih enak. Tapi bagi Harumi-san, Okonomiyaki Hiroshima paling enak. Saya sih gak tau gimana rasa Okonomiyaki di Osaka, tapi bagi saya yang saya makan udah enak banget.
Di jalan, ketika menunggu datangnya bus CM 10 untuk kembali ke hotel, saya ditegur kakek-kakek. Dia nanya pake bahasa Jepang saya orang mana. Awalnya saya gak ngerti maksud pertanyaannya apa, tapi akhirnya ngerti juga. Entah kenapa saya merasa kakek itu kesepian, karena diluar yang super dingin ini (saya sampe lompat-lompat dan gerak-gerak sana sini saking dinginnya), dia hanya makan mie gelas sendirian sambil memandang kami semua. Duh.. jadi gak tega. Ini bukan pertama kalinya kakek atau nenek Jepang nyapa. Entah kenapa orang-orang tua di Jepang senang sekali menyapa orang asing, sepertinya mereka tertarik dengan orang asing. Mereka juga terlihat lebih ramah dibandingkan pemuda-pemudanya. Dari dulu entah kenapa saya paling nyambung ngobrol sama kakek-kakek atau nenek-nenek, rasanya menyenangkan mendengar cerita mereka. Hehe.. Sampai jumpa besok. ^^
Next : Tempat Pembuangan Sampah Canggih di Hiroshima
Previous : Kota Damai dan Cantik Hiroshima
Leave a Reply