11 Desember 2009
Hari ini adalah hari kedua sekolah. Kalau kemarin Otousan yang mengantar, sekarang Okaasan yang mengantar. Mungkin karena Otousan sedang sibuk di kantor. Oh iya, saya belum bilang, hostfam saya ini jago bahasa Inggris dan very fluent. Baik Otousan maupun Okaasan. Jadi gak ada kendala bahasa sama mereka. Kalaupun ada kendala, yaitu diri saya sendiri yang gak lancar ngomongnya..hehe. Selain itu, tiap tahun mereka biasa nge-host orang (jadi gak surprised banget.). Okaasan saya pengurus chapter Tottori. Kata mereka, kedua anaknya dulu AFS ke Amerika. Kayaknya seru nge-host orang tiap tahun. Kita jadi bisa bertukar kebudayaan dengan orang-orang di seluruh dunia. Belum lagi kalau kita memberikan image yang baik, bagus sekali untuk promote negara kita. Karena itu, kelak ketika menjadi orang tua, saya juga mau nge-host tiap tahun.😊 Enaknya lagi, kalu anak kita sudah besar-besar (seperti Okaasan dan Otousan), kita gak perlu kesepian karena punya anak asuh.. hehe.
Oh iya, kalau kemarin kami (saya, anak Thailand, New Zealand, Filipina, dan 2 anak Australia) masuk ke kelas 1, sekarang kami masuk ke kelas 2. Mereka-mereka ini pemalu sekali. Tapi ada beberapa anak yang ceria dan heboh, biasanya sih anak cowok. Seperti kemarin, mereka memberikan pertanyaan dari kertas yang diberikan guru mereka. Dasar! Giliran disuruh gurunya jangan terlalu text book, mereka malah ngasih pertanyaan, ”Do you like me?” ”I want you!” I love you!” Heeeh??!!! Kok ngaco banget!
Kayaknya mereka baru bisa lancar bahasa Inggris kalau ngomong yang kayak begitu yaa, dasar!^^’ Dan pertanyaan-pertanyaan seperti kemarin pun terlontar, ”Dou you have a boyfriend?” ”Which type among us?”. Hei, hei, ganti dong pertanyaannya. Jadilah diganti seperti ”Do you like natto?” Natto? Sering denger, tapi gak pernah nyoba, mungkin nanti saya tanya ke Okaasan. Terus kalau ditanya the most delicious food in Indonesia, saya jawab Soto. Haha, karena saya suka Soto, apapun itu. Dari mulai Soto mie, Soto Betawi, Soto Padang, Soto Bandung, pokoknya aneka soto..hehe. Maaf ya, kalau jawaban saya tidak mewakili orang Indonesia.^^’ Karena kebetulan saya bawa suling kecapi bamboo, saya mainin sebuah lagu. Mereka langsung tepuk tangan dan bilang, “Sugoi! Sugoi!”. Padahal itu hanya 4 bait lagu, dan saya cuma bisa satu lagu.^^’ Soalnya saya udah lama banget gak main suling bamboo, semenjak SD. Karena lagu itu aja yang sering saya mainin, teman saya yang anak Thailand sampai hafal nadanya..haha. Saoalnya tiap ke kelas-kelas dan kelompok-kelompok, pasti mereka nunjuk-nunjuk suling saya dan diminta memainkannya. Karena itu juga, beberapa kelompok nyuruh saya ke kelompoknya buat mainin suling bamboo. Saya gak nyangka responnya seheboh itu, padahal cuma satu lagu pendek yang dimainkan berulang-ulang.^^’
Kebetulan sekali hari ini Okaasan menyuruh saya membawa kerupuk yang saya bawa dari Indonesia untuk dibagikan ke teman-teman sekolah. Oh iya, saya lupa bilang, selain baju batik dan beberapa pajangan yang saya oleh-olehkan untuk hostfam, saya bawa kerupuk udang dan ranginan sampai 1 kg..hehe. Terus kemarin pas Okaasan lagi nyiapin dinner, saya kasih kerupuk mentah itu ke Okaasan dan saya bilang saya ingin memasaknya beberapa. Pas saya masak, Okaasan dan anak Thailand terkagum-kagum dan gak henti-hentinya bilang sugoi. Jaa anak Thailand bahkan bilang kelak saya bakal jadi istri yang baik karena jago masak. Hahaha, padahal kerupuk doang. 😄 Tau kan kalau kerupuk itu tadinya kecil, dan baru kalau dimasak jadi ngembang dan besar banget. Dan mereka baru pertama kali melihat yang seperti itu. 🙂 Pas nyicipin rasanya..oishii!! He..ebi (udang)! Okaasan memang jago masak! dia langsung tau rasa udang. Sedangkan ranginang yang saya bawa kan warnanya pink, dikiranya manis, tau-taunya asin..haha.
Karena itulah, sekarang saya bagi-bagi kerupuk ke temen-temen sekolah..mereka bilang oishii!! Arigatou! Saya bilang aja ini salah satu Indonesian food. Padahal saya pengen banget ngeliatin cara masaknya. Saya juga mengajarkan mereka bahasa Indonesia. Awalnya yang saya ajarkan ucapan “selamat pagi”. Tapi karena mereka kesusahan nyebut kata ”selamat”, ya saya suruh ”pagi” aja. Akhirnya saya ganti, dengan ”nama saya…”. Kalau yang ini mereka lancar melafalkannya. 😉 Setelah selesai, saya membagikan souvenir khas Indonesia ke beberapa orang. Tau gak souvenirnya apa? Uang 1000 Pattimura! Haha.. Awalnya mereka shocked dan bilang..”he..Okane (uang)??!!! Are you sure?” “Sure!” jawab saya mantap. Mereka seneng banget, dan langsung bilang, ”He..your family in Indonesia are very rich!” Gubrag!! Hwahahaha, saya langsung ketawa dalam hati. Mereka kira uang 1000 rupiah sama dengan 1000 yen. Kalau nilainya sama, mana mungkin saya mau kasih! Haha, saya memang bawa uang 1000 jumlahnya 50 memang untuk dijadikan souvenir temen-temen sekolah, soalnya kalau beli souvenir pernak-pernik mahal dan lebih menghabiskan banyak uang. Saya juga beli sih souvenir pernak-pernik Indonesia, tapi itu untuk temen-temen negara lain. Yang kocak, ada diantara mereka yang sampai keliling kelas buat pamer ke teman-temannya kalau dia dapet uang 1000 y..rupiah! 😆
Hari ini kami juga masuk ke cooking class. Di sekolah ini ada cooking class-nya.
Cooking kali ini masak dango!! Dango adalah makanan Jepang dari tepung kanji yang dibentuk bulat-bulat dan direbus terus ditaburi kinako (semacam soybean gitu). Di kelas ini perempuannya hanya 5 orang, sisanya laki-laki semua. Saya lupa bilang, kalau pembagian murid di sekolah ini gak merata banget. Ada kelas yang laki-lakinya cuma 5-6 orang, sisanya perempuan semua. Demikian juga sebaliknya, kalapun ada yang rata, dikit banget. Tapi satu kelas jumlahnya sama, sekitar 36-40 orang. Di cooking class kali ini, saya satu kelompok sama cowok semua. Pas saya mau bantuin, mereka nyuruh saya nyicip aja. Tapi saya gak suka begitu, saya maksa buat bantuin nyuci piring. Hehe.. Dan ujung-ujungnya saya bantuin mereka. Saya salut banget sama mereka, terampil banget. Dari mulai membersihkan sampai masak, mereka semua gak gengsian dan mau kerja! Dan rasanya..enak banget!! Pokoknya cooking class sangat menyenangkan.^^
Andaikan pelajaran PKK di sekolah Indonesia masih ada. Padahal memasak itu penting banget, apalagi untuk seorang wanita. Pelajaran hari ini, cowok Jepang pandai memasak. ^^
Kelas terakhir yang saya singgahi adalah kelas International yang ada anak AFS year program dari Switzerland. Ngomong bahasa Jepangnya udah lancar banget, udah plus logat Jepang segala. Orangnya baik banget.
Benar, seperti yang Pak Kepala bilang, bahasa Inggris anak di kelas ini lebih bagus daripada kelas reguler. Tapi..mereka pemalu banget!! Kata anak Switzerland, mereka ini takut melakukan kesalahan. Tapi karena bahsa Inggris mereka lebih lancar, mereka gak ngambil pertanyaan text book. Tiap kelompok bikin permainan seru banget! Di kelompok pertama saya dituliskan nama kanji saya, dan artinya love, considerate, and smile like flower. He..arigatou! ^^ Di kelompok kedua, saya main kartu helokitty (lucu banget!) yang ada tulisan bahasa Inggrisnya, jadi kalau ada kartu yang disebutkan oleh salah satu anak, kami balapan untuk mengambil kartu tersebut. Dan hasilnya..saya menang! Hehe.. Di kelompok ke 3, saya memainkan permainan namanya “Jangen”. Jadi ada 2 alat, yaitu palu mainan dari panci, terus kami suit, dan yang menang suit ambil palu untuk mengetok kepala yang kalah. Yang kalah suit harus segera ambil panci untuk menghindar, biar gak kalah beneran. Permainannya garing-garing renyah..hihi.
Di kelompok keempat, saya dipertunjukan baju Lolita ala harajuku gitu, anak-anak di kelompok ini perempuan semua dan penggemar Lolita. Di kelompok ke 5 saya disuruh nyusun puzzle karakter anime. Sebelum nyusun, saya langsung nebak ini pikachu, ini chopper. Merekak langsung kaget. Sama seperti kemarin, orang Jepang gak tau kalau komik mereka laku banget di Indonesia. Dan saya juga penggemar komik. Terus diantara mereka, ada seorang cowok yang menyatakan dirinya sebagai otaku. Otaku kurang lebih adalah sebutan untuk orang-orang yang mengkhayalkan kehidupan seperti manga, manga freak istilah englishnya. Kata dia, di Jepang otaku kurang bagus image-nya. Tapi dia bangga jadi Otaku, bahkan dia menunjukan koleksi poster dan miniature anime. Tapi saya gak tau anime apaan. Di kelompok terakhir, saya main susun wajah. Jadi kami harus nyusun wajah sambil menutup mata, dan hasilnya wajah yang saya susun jelek banget. Sedangkan temen-temen kelompok pada ahli menyusun wajah.
Setelah selesai, akhirnya kami semua berfoto bersama.
Sebenarnya ini hari terakhir sekolah. Memang saya sekolah cuma dua hari. Saya sampai di rumah hostfam malam rabu, sekolah kamis-jumat. Sabtu free day bareng hostfam. Minggu penutupan chapter. Senin kembali bareng-bareng dengan teman-teman Jeneseys ke Yokohama. Setelah pulang sekolah, kami ke klub Shodo (kaligrafi Jepang). Kami belajar meulis kaligrafi, sebenarnya apa saja bisa dituliskan, tapi saya pengen menulis nama saya dengan kanji yang sudah diberitahu tadi. Dan hasilnya..berantakan..haha. Biarlah, sampai di Indonesia saya frame-in.
Pulangnya saya dijemput Okaasan. Sebelum pulang saya memberikan souvenir wayang golek ke sekolah. Mereka senang sekali. Dan yang lucu, Pak Kepala nanya, “Is this your God?” He..No!! This is just a puppet. Masa Tuhan saya?^^’ Tuhan saya Allah azza wa jalla.
Sedih sekali rasanya harus berpisah, akhirnya saya foto di depan sekolah. Pokoknya saya gak akan lupakan sekolah ini, walaupun cuma dua hari, banyak sekali yang sudah saya dapatkan.
Di perjalanan pulang, entah kenapa saya jadi kangen sama Masjid dan Adzan. Selama di Tottori ini saya belum pernah ketemu muslim atau orang Indonesia. Terkadang saya bosan denger di mana-mana bahasa Inggris dan bahasa Jepang. Saya kangen ngomong Bahasa Indonesia, makanya kadang suka keceplosan ngomong bahsa Indonesia.^^’
Saat dinner, seperti biasanya kami (saya dan anak Thailand) bercerita tentang pengalaman di sekolah. Terus kami nanya natto kayak apa, dan Okaasan bilang besok dia akan bikinin buat kami. Kami juga menunjukkan kaligrafi yang tadi kami buat. Kata Okaasan dan Otousan, bagus sekali. Arti nama saya sudah cocok untuk saya, sedangkan anak Thailand namanya Jaa, kata teman di sekolah artinya ”night samurai”. Dia sih seneng-seneng aja, tapi Otousan kurang setuju, katanya perempuan kurang pantas nama begitu. Jadilah dia coba cari arti lain. Dan ujung-ujungnya Otousan mengajarkan kami cara cepat menulis kanji. Menyenangkan sekali. Di akhir dia proved punya kami. Sampai di Indonesia pasti saya pajang.^^
Ah ya, ini saat yang tepat untuk memberikan souvenir. Saya lari ke kamar saya dan saya ambil souvenir untuk hostfam. Saya kasih batik, wayang, suling, topi batik, dan postcard Indonesia. Mereka seneng banget. Katanya mereka baru pertama kali dapat barang-barang dari Indonesia.
Setelah asyik bercengkrama, saya ngantuk banget. Saya langsung Ofuro untuk menghangatkan badan. Walaupun kasur saya tebel banget (diatasnya ada 5 lapis selimut!), entah kenapa terasa dingin kalau sebelumnya gak ofuro. Setelah Ofuro, saatnya tidur. Hari ini menyenangkaaaaaan sekali. Kyou wa tanoshikatta desu! Besok free day sama hostfam. Kata Okaasan tadi pas dinner, hostsister anak Filipina dan Newzealand (mereka juga double hostfam) yang masih berumur 4 tahun besok ada festival TK, dan kami juga diizinkan untuk nonton. Setelahnya kami ke AEON Mall Tottori dan ikut Ceremony Tea di rumah hostfam anak Jerman yang AFS year pogram. Oyasuminasai!^^
Next : Upacara Minum Teh di Jepang
Previous : Sekolah di Jepang (SMA)
Leave a Reply