Sedikit Tentang Cinta

posted in: Indonesia, Islam, Lifestyle | 2

Kemarin setelah sekian lama tidak membaca novel tentang cinta, akhirnya baca juga. Liburan semester genap di ITB memang super sekali, terhitung dari tanggal 22 Mei sampai 25 Agustus saya libur. Jika tidak ada kegiatan yang berarti semisal SP dan kepanitiaan, liburan ini pasti membosankan sekali. Memang 3 bulan liburan ini sangat cukup membalas 4 bulan sebelumnya yang perkuliahannya benar-benar sangat padat. Ketika kampus-kampus lain baru masuk kuliah, kami bahkan sudah UTS. Wajar kalau anak ITB agak sulit jika ingin bermain dengan teman-teman dari kampus lain, karena kami masuk kuliah duluan, libur juga duluan. Tapi liburan tiga bulan ini bisa memberikan kesempatan untuk produktif dengan mengikuti lomba-lomba, konfrensi, exchange, kepanitiaan, dan summer school.

Oke, kembali ke novel. Kemarin saya baru membaca novel salah satu penulis terkenal di Indonesia. Isinya tentang cinta, bagaimana seseorang pria sangat mencintai pujaan hatinya dari kecil sampai dia rela mengorbankan puluhan tahun waktunya untuk melupakan pujaan hatinya yang telah menikah, hingga akhirnya ketika dia mampu berdamai dengan perasaannya dan sudah memiliki seseorang yang lebih baik untuk mengantikannya, pujaan hatinya hadir kembali. Dan dia kembali terjebak dengan perasannya, haruskah kembali ke masa lalu? Atau tetap melangkah ke depan? Dan akhirnya dia pun memilih masa lalunya.

Jujur saya agak kecewa denga pilihan tokoh di novel tersebut. Kenapa kita harus membuat diri merana untuk suatu cinta yang tidak abadi, cinta terhadap seseorang yang belum tentu membalas cinta kita. Ya, cinta kepada manusia memang tidak akan pernah memuaskan. Bahkan jika kamu memberikan seluruh cintamu kepada seorang manusia, bisa jadi cintamu tidak akan mendapat balasan apapun, malah akan mengecewakanmu. Tetapi ada satu cinta yang akan selalu membalas cintamu jika kamu berikan cintamu kepada-Nya, bahkan Dia akan membalas lebih besar dibandingkan cintamu kepada-Nya. Ya, cinta kepada pemilik diri ini, pemilik dirimu semua, Allah Sang Maha Cinta. Karena Allah sangat mencintai kita, tentu Dia merasa perlu memiliki kita. Dia akan cemburu jika milik-Nya memberikan cinta yang lebih besar selain kepada-Nya.

Di masa kini, mungkin juga di masa lalu dan masa yang akan datang, ada saja orang yang merelakan dirinya dan mengorbankan segalanya demi cinta selain kepada-Nya. Bahkan dia rela mati demi cintanya pada seseorang yang tak terbalas. Andai saja jika semua orang yang rela mati demi cintanya, cintanya itu adalah cinta kepada Allah. Pasti dunia saat ini akan lebih indah, tidak ada perebutan, pengkhianatan, dan kekecewaan.

So, jangan biarkan cinta yang terus tumbuh dihatimu adalah cinta kepada selain-Nya. Tapi cintailah semuanya karena kamu mencintai Allah Sang Maha Cinta. Sehingga kamu selalu akan menerima apapun takdir dari-Nya.

Love from leaves Korea Nami Island

Next : Arabic Lesson 1

Previous : Trip to Batam and Singapore (Part 4)

2 Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *