Jalan-jalan di Tokyo (Part 2)

posted in: Indonesia, Jepang, Traveling | 0

Sebelumnya baca:  Jalan-jalan di Tokyo (Part 1).

Tokyo Tengah

Hamarikyu Garden

Tidak jauh dari laut Tokyo, terdapat taman kota di antara pusat perkantoran. Taman tersebut bernama Hamarikyu. Saya datang ke taman ini di ajak teman Jepang untuk mengikuti salah satu festival upacara minum teh (sadō) terbesar di Jepang. Kebetulan ketika datang sedang peralihan musim panas dengan musim gugur, sehingga sering hujan. Jadi hujan-hujan dan dingin pas sekali bisa minum teh.^^

peralatan upacara minum teh

Peralatan upacara minum teh
upacara minum teh

Mencoba teh hijau Jepang

wagashi upacara minum teh jepang

Wagashi manis yang biasa dimakan setelah minum teh 

Sebelumnya waktu pertukaran pelajar di Tottori tahun 2009, saya juga pernah mengikuti upacara minum teh yang diadakan oleh salah seorang keluarga Jepang yang membuka kursus belajar upacara minum teh. Waktu itu saya tidak membuatnya, hanya mencoba teh yang sudah dibuat peserta kursus. Jadi saya baru pertama kali membuat teh untuk upacara minum teh yaa di Hamarikyu ini. Benar-benar menyenangkan, hehe. Saya dan teman pun saling bertukar teh yang telah kami buat. Saya suka dengan upacara minum teh ini, benar-benar menggambarkan bagaimana Jepang menghargai tamu dengan menyiapkan teh terbaik, dengan proses yang tentunya juga istimewa.

Ngomong-ngomong, di sini tiba-tiba saya disapa pakai bahasia Indonesia sama ibu-ibu Jepang berkimono. Beliau cerita pernah tinggal di Indonesia. Sebelumnya dua kali saya pernah disapa sama bapak-bapak pakai bahasa Indonesia di kereta di Tokyo. Saya sedikit kaget, karena kalau ke negara lain sering saya dikira bukan orang Indonesia, bahkan sama orang Indonesia sendiri.^^’ Tapi di Jepang saya langsung disapa dengan bahasa Indonesia.

upacara minum teh

Belajar upacara minum teh (sadō)

hamarikyu garden

Hamarikyu Garden yang terhubung dengan Tokyo Bay

Japanese Diet Building

Waktu membaca berita mengenai parlemen Jepang, sering saya melihat Japanese diet yang merujuk pada parlemen Jepang. Saya bingung kenapa parlemen Jepang disebut “Diet”, apakah karena suka melakukan diet?^^’ Ternyata bukan pemirsa, “Diet” di sini punya arti lain, merujuk pada tempat berkumpul untuk bermusyawarah, diambil dari “imperial diet” kekaisaran romawi di Jerman. Seperti yang diketahui, pada restorasi Meiji, kaisar Meiji banyak menyerap informasi dari kebudayaan barat. Demikian pula dengan kata “Diet” ini.

Memiliki teman Jepang yang kuliah di jurusan politik, seringkali membuat saya berdiskusi politik dengannya. Walaupun background saya scientist, saya punya ketertarikan besar pada politik dan sejarah. Pernah suatu kali saya membicarakan mengenai Japanese Diet, dia pun menawrkan untuk ikut tur ke Japanese Diet Building, karena di waktu tertentu terbuka untuk umum. Wow, tentu saja kesempatan ini tidak saya lewatkan. Kapan lagi duduk seperti anggota parlemen Jepang.^^

japanese diet building

Japanese Diet Building tampak dari luar

Ketika tiba di Japanese Diet Building, kami melihat banyak bus-bus dari luar kota Jepang yang akan mengikuti tur gedung Japanese Diet. Kami pun bergabung dengan mereka. Saya melihat yang mengikuti tur semuanya orang Jepang. Sepertinya hanya saya yang orang asing. Mungkin tur seperti ini tidak menarik bagi orang asing.^^’

parlemen jepang

Ruang rapat/musyawarah parlemen Jepang

japanese diet

Beranda paling atas untuk Kaisar Jepang

japanese diet

Beranda sebelah kanan untuk tamu kerajaan atau tamu kehormatan

Melihat ke beranda sebelah kanan, saya bilang ke teman Jepang, seharusnya saya duduk di beranda sebelah kanan, karena saya merupakan tamu kehormatan. Dia pun membenarkan, “Benar, karena kamu adalah Queen of Minang”. Hehehe. Bercanda pemirsa.

Imperial Palace

Penasaran seperti apa istana kekaisaran Jepang, saya ditemani teman Jepang mengunjungi Imperial Palace atau istana kaisar Jepang. Istana ini dahulu merupakan kastil Edo, tempat tinggal keshogunan Tokugawa. Imperial Palace ini hanya bagian luarnya saja yang terbuka untuk umum. Karena bagian dalam merupakan tempat tinggal keluarga kerajaan. Terbuka bagi umum hanya di waktu-waktu tertentu saja. Tapi di bagian luarnya, ada museum yang bisa kita kunjungi terkait kekaisaran.

Ngomong-ngomong soal kekaisaran Jepang, saya jadi teringat waktu SMP pernah melihat rombongan Pangeran Akishino (sekarang putra mahkota Jepang) dan Putri Kiko melewati sekolah saya sambil melambaikan tangan dan tersenyum dari mobil. Pangeran Akishino memang di tahun 1994 pernah melakukan penelitian terkait ayam-ayam di Indonesia di IPB, jadi memang sudah pernah ke Bogor sebelumnya.

japanese imperial

Ginza

Dahulu ketika membaca-baca majalah, saya sering mendengar mengenai Ginza, yang merupakan salah satu kawasan paling bergensi di Tokyo. Di sini memang bayak toko-toko dan pusat perbelanjaan yang menjual barang-barang branded. Bagi penggemar baju dari Uniqlo, di Ginza ini terdapat toko Uniqlo terbesar di dunia yang terdiri dari 12 lantai. Tentunya barang-barang Uniqlo di sini sangat lengkap.

Uniqlo terbesar di dunia di Ginza

Uniqlo terbesar di dunia di Ginza

Ngomong-ngomong, di jalan ke Ginza, saya menemukan papan reklame di atas gedung tinggi dengan nama saya, “NISA”. Wow!! Semoga saya punya gedung setinggi itu nanti, hehehe. Amiin.

ginza

“NISA”

Tokyo Dome Amusement Park

Waktu di Yokohama, saya batal naik jet coaster karena ada yang takut, haha, akhirnya suatu hari, saya dan teman jepang memutuskan naik jet coaster di taman bermain Tokyo Dome. Ketika tiba, saya kaget karena dia mengajak saya ke taman bermain anak-anak. Dia bilang, ayo kita naik jet coaster di sini.  Haaah??!! Are you kidding me?? Saya lihat yang naik hanya anak-anak, ada juga yang ditemani orang tuanya. Tapi karena kita bukan anak-anak dan tidak membawa anak-anak tentunya malu naik jet coaster seperti itu. Setelah saya pastikan lagi, ternyata yang khusus dewasa juga ada. Dia pun hanya tertawa. Memang dari awal dia gak joking, tapi a joke. Wkwkwk. Setelah dipastikan berkali-kali, akhirnya dia setuju naik jet coaster untuk orang dewasa. Udahannya malah bilang pengen naik itu lagi kapan-kapan. Padahal sebelum-sebelumnya setiap diajakin naik jet coaster takutnya setengah mati. Saya rasa dia malah akhirnya tidak lebih takut dari saya.^^’ Sebenarnya setelah naik, saya baru menyadari jet coaster di Tokyo Dome lebih ngeri dari di Dufan!

Tokyo Dome Amusement Park

Akihabara

Bagi pecinta anime, manga, dan kafe-kafe jepang bertema tertentu, maka Akihabara bisa dibilang pusatnya. Segala pernak pernik anime Jepang yang kamu suka bisa ditemukan di sini. Akihabara ini juga merupakan pusat belanja barang elektronik, dan tentunya juga bisa belanja fashion karena banyak mal-mal besar.

Saya seringkali ke stasiun Akihabara. Tapi saya bukan Otaku kok, hehehe. Janjian dengan teman saya sering di sini, karena dekat dengan tempat tinggal saya di Ichikawa. Di sini juga tempat saya membeli oleh-oleh dengan label halal. Department store Laox di sini punya section khusus yang menjual souvenirs halal.

Akihabara yang super ramai

Akihabara yang super ramai apalagi kalau malam

Stasiun Tokyo

Stasiun Tokyo merupakan stasiun yang sangat iconic, dengan design seperti bangunan di Eropa. Stasiunnya besar, tapi tidak sesibuk dan seramai stasiun Shinjuku. Jika ingin naik Shinkansen ke luar kota, biasanya naik dari stasiun ini.  Saya jadi teringat di tahun 2009 saya ke stasiun ini untuk menaiki Shinkansen ke Kyoto. Kali ini saya saya dan teman Jepang akan menuju Yokohama dari stasiun Tokyo.

Stasiun Tokyo dengan latar gedung perkantoran di sore hari

Stasiun Tokyo dengan latar gedung perkantoran di sore hari

stasiun tokyo malam

Stasiun Tokyo di malam hari

Karena saya datang kecepatan, saya pun menunggu teman Jepang di salah satu kafe di stasiun Tokyo. Kopinya sangat enak. Tapi saya lupa nama coffee shop-nya, hehe.

love latte art

Love Latte Art <3

Tiba-tiba teman saya datang dan membawakan melonpan (メロンパン). Karena masih kenyang saya memutuskan untuk makan itu nanti. Ketika sampai di rumah setelah pulang dari Yokohama, saya coba  melonpan (メロンパン) nya, enaaaak bangeeet. おいしい、 ありがとう ^^. Saya mau coba ini lagi kapan-kapan kalau ke Tokyo yaa.

melonpan (メロンパン)

melonpan (メロンパン)

Next : Jalan-jalan di Tokyo (Part 3)

Previous : Jalan-jalan di Tokyo (Part 1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *