Merasakan tinggal selama dua bulan di Ichikawa, kota satelit yang berjarak 20 menit dari Akihabara, Tokyo, membuat saya tidak melewatkan kesempatan setiap akhir pekan atau ketika ada waktu kosong berpergian ke Tokyo. Kereta yang lewat dari Ichikawa ke Tokyo juga sangat sering, tiap 5 menit ada kereta yang lewat. Karena ketika ke Jepang pertama kali di tahun 2009 saya belum pernah explore kota Tokyo, perjalanan ke Jepang kali ini saya manfaatkan untuk mengenal lebih jauh kota Tokyo. Kota yang sempat menjadi impian saya untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Sebagai kota terbesar dan pusat pemerintahan di jepang, kota ini kaya akan sejarah dan budayanya, baik budaya tradisional maaupun budaya kontemporer.
Keliling Tokyo kali ini akan saya bagi menjadi 4 wilayah, yaitu Tokyo barat, tengah, utara, dan selatan. Adapun kenapa tidak ada Tokyo timur, karena daerah wisata di timur sudah termasuk perfektur Chiba.
Tokyo Barat
Harajuku
Bagi penyuka budaya kontemporer jepang seperti cosplay, tentu saja pasti tahu Harajuku. Yup, Harajuku yang terletak di antara Shinjuku dan Shibuya ini, merupakan tempat nongkrong populer bagi anak muda Jepang untuk menunjukan kepiawaiannya dalam berdandan ala tokoh anime atau karekter di manga dan game. Tidak hanya itu, di sini juga gak bakal ada yang komentar kalau kamu pakai pakaian super ajaib bin nyentrik yang ga pernah muncul di karakter anime manapun. Bagi saya Harajuku ini seperti suatu keajaiban di Jepang. Karena orang Jepang pada umumnya dalam keseharian lebih suka pakaian sederhana namun elegan, dengan pilihan warna hitam, navy, putih, atau coklat. Kebanyakan orang Jepang tidak suka menarik perhatian atau komentar orang karena memakai pakaian yang mencolok. Jadi munculnya Harajuku ini sepertinya untuk memuaskan hasrat orang-orang yang ingin explore dengan model pakaian tanpa perlu khawatir dengan judgment masyarakat. Jika membicarakan Harajuku, tentu tidak bisa melewatkan Takeshita Dori. Sebuah jalan yang tidak terlalu lebar, tapi sangat ramai, dipenuhi toko-toko fashion, aksesoris, kafe, dan restoran.
Saya yang sangat menyukai kopi dan latte art, ketika di Tokyo tidak melewatkan kesempatan mencari kafe yang menyuguhkan latte art yang cantik. Ternyata tidak jauh dari Takeshita dori yang super crowded, ada kafe bernama Reissue yang menyuguhkan kopi dengan latte art sesuai pesanan, bisa 2D atau 3D, hanya tinggal menunjukkan gambar yang kamu mau. Maka pegawai kafe siap membuatkan latte art sesuai pesanan kamu. Saya memesan karakter favorit saya, Kaito Kid 2D, sedangkan teman saya memesan Totoro 3D.
Kaito dan Totoro Latte Art
Kaito 2D Latte Art <3
Totoro 3D Latte Art
Shibuya
Salah satu tempat paling populer di kalangan anak muda Jepang adalah Shibuya. Di sini kita bisa melihat pusat-pusat perbelanjaan dilengkapi dengan layar-layar besar yang menampilkan video musik idol dan iklan-iklan. Selain itu di Shibuya ini ketika weekend juga sering diadakan live performance idol-idol. Shibuya adalah tempat yang super crowded dipenuhi anak muda, dengan pusatnya Shibuya Scramble, persimpangan jalan yang masing-masing jalannya sangat lebar, di mana lautan manusia dan kendaraan berlalu lalang. Lampu merah di sini tentunya sangat lama, mengingat yang menyebrang jumlahnya sangat banyak, mungkin ribuan sekali menyebrang.
Selain Shibuya Scramble, tidak lengkap ke Shibuya jika tidak pernah melihat maskot Shibuya yang sangat terkenal, yaitu patung anjing Hachiko, patung yang menjadi lambang kesetiaan. Letaknya di depan stasiun Shibuya. Semasa hidupnya, Hachiko selalu menunggu pulang majikannya di depan stasiun Shibuya. Pun ketika majikannya sudah meninggal, Hachiko terus saja datang ke stasiun Shibuya menunggu majikannya pulang. So, buat yang ga setia sama pasangan atau kepikiran buat ga setia, kisah Hachiko bisa jadi pelajaran nih, anjing aja setia, masa kamu kalah setia sama anjing. :p
Patung Anjing Hachiko
Meiji Jingu Shrine
Tidak jauh dari stasiun Harajuku, terdapat kuil Shinto terkenal yang merupakan kuil yang didedikasikan untuk kaisar Meiji, kaisar yang memperbaharui Jepang menjadi modern seperti sekarang. Kalau kamu pernah dengar restorasi Meiji, pada masa beliau lah proses pembaharuan Jepang itu terjadi, dari yang sebelumnya Jepang negara yang tertutup dan hanya menjalin kerja sama dengan segelintir negara, menjadi Jepang yang membuka diri dan mengadopsi budaya barat.
Kuil Meiji berada di lahan yang sangat luas dengan banyak pepohonan, sangat rindang untuk berjalan-jalan di sekitar, melepas penat dari hiruk pikuk kota Tokyo yang super sibuk. Di hari libur juga kita bisa melihat upacara pernikahan tradisional Jepang berlangsung di kuil ini. Biasanya yang lelaki memakai kimono hitam, sedangkan perempuan menggunakan kimono putih.
Meiji Jingu Shrine
Yoyogi Park
Berjalan sedikit dari kuil Meiji, terdapat taman kota yang luas bernama Yoyogi-koen (Yoyogi Park). Saat itu saya ke taman Yoyogi untuk menghadiri fetival Indonesia yang diselenggarakan di Yoyogi park, berlangsung dari tanggal 19-20 Oktober. Di festival Indonesia ini disuguhkan budaya-budaya Indonesia berupa tarian, nyanyian, dan stand-stand kuliner Indonesia. Waktu datang, banyak sekali orang Jepang, terutama untuk mencoba kuliner Indonesia. Selain itu ada juga penampilan budaya Indonesia yang ditampilkan oleh orang-orang Jepang.
Semua tempat penuh dengan orang yang mencoba kuliner Indonesia
Shinjuku
Kalau ada tempat tersibuk di seantero Jepang, itu adalah Shinjuku. Stasiunnya merupakan stasiun tersibuk di dunia, dengan jutaan orang lalu lalang setiap harinya. Shinjuku merupakan pusat perkantoran di jepang, serta terdapat banyak sekali mal-mal besar, restoran, dan hotel.
Shinjuku yang dipenuhi restoran
Maneki neko di pinggir jalan, imut :3
Tokyo Metropolitan Government Observatory
Masih di area Shinjuku, terdapat gedung pemerintah kota Tokyo. Kita bisa masuk ke dalam gedung dan naik ke atas menggunakan lift dan melihat pemandangan kota Tokyo. Beruntungnya, melihat pemandangan dari atas sini gratis. Lebih lengkapnya baca : Tokyo dari Ketinggian
Karena gratis, saya datang ke gedung ini beberapa kali. Sehari sebelum pulang pun di malam hari saya menyempatkan ke sini sampai gedung mau tutup. Karena sudah mau pulang, teman Jepang saya bertanya adakah yang ingin saya makan. Tentu saja ada. Saya ingin sekali makan unagi (belut), saya teringat unagi yang sangat enak waktu makan di Kawagoe. Tidak jauh dari gedung ini, saya dan teman Jepang menemukan restoran unagi. Dan unaginya enak banget. :9 Saya paham kenapa Genta, temannya Conan kalau menjadi miliyarder selalu meimikirkan berapa mangkuk unagi yang bisa dia dapatkan. Hahaha, saya pun begitu. Unagi terlalu lezat.^^
Unagi, makanan favorit saya
Icho Namiki
Jika datang ke Jepang ketika autumn, tidak lengkap jika tidak melihat Ginkgo, pohon yang daunnya seperti kipas, dan jika musim gugur tiba, warna daunnya menjadi kuning keemasan. Cantik sekali. Pohon favorit saya, sama sukanya seperti pohon sakura. Kedua favorit baru momiji. Hehe.
Salah satu tempat recommended untuk melihat pohon Ginkgo adalah Icho Namiki, deretan pohon Ginkgo yang berada di antara pusat bisnis Aoyama dan Meiji Jingu Gaien Park.
Icho Namiki
Daun Ginkgo yang seperti kipas
memandangi Komorebi pohon Ginkgo dari bangku taman, luar biasa indah^^
Masjid Tokyo Camii
Sebagai seorang Muslim, menemukan tempat shalat di Tokyo memang tidak semudah menemukan tempat shalat di Indonesia. Namun jika mau berusaha mencari, ada lhoo. Terutama di daerah-daerah yang dekat dengan pusat wisata dan bisnis, biasanya ada 1-2 masjid atau mushola. Di Tokyo sendiri, terdapat masjid yang sangat terkenal, bernama Tokyo Camii, merupakan masjid terbesar di Jepang. Masjid ini dikelola oleh orang Turki dan juga menjadi pusat budaya Turki. Tapi pengurusnya beberapa orang Indonesia juga ada, dan suka mengisi kajian. Arsitekturnya sangat cantik, mengikuti arsitektur masjid-masjid masa dinasti Ottoman.
Tampak luar masjid yang khas arsitektur Ottoman
Minaret masjid Tokyo CamiiTampak dalam majid Tokyo Camii
Masjid ini tidak hanya ramai dengan orang yang akan melaksanakan ibadah shalat. Tetapi juga ramai dengan orang Jepang yang ingin tahu mengenai Islam. Khususnya hari sabtu dan minggu, diselenggarakan tur masjid untuk orang Jepang mengenal Islam.
Ketika saya ke sana, terutama hari sabtu dan minggu, selalu ramai dengan orang Jepang yang melakukan tur. Terkadang ada juga tur dari anak-anak sekolahan di Jepang, mungkin bagi gurunya untuk mengenalkan agama Islam. Karena pada umumnya orang Jepang tidak begitu mengetahui mengenai Islam, rata-rata hanya tahu tidak boleh makan babi dan minum alkohol, dan perempuannya menggunakan hijab. Selain itu juga terkadang ada salah paham informasi dari pemberitaan media barat yang menyudutkan Islam. Melalui tur di masjid ini, diharapkan kesalahpahaman mengenai praktik ajaran Islam bisa berkurang, dan memunculkan saling pengertian satu sama lain. Karena Islam adalah agama yang cinta damai, terbuka untuk setiap kalangan, laki-laki dan perempuan, miskin dan kaya, tua dan muda, bangsa apapun, tidak ada diskriminasi, yang membedakan di mata Tuhan hanyalah amal perbuatan dan ketulusan hati.
Sempat sekali saya datang ke sini, ada orang Indonesia yang sedang menyelenggarakan pernikahan. Memang masjid ini menjadi populer di Indonesia setelah beberapa artis kita melakukan pernikahan di sini. Untuk menikah di sini, saya lihat syaratnya tidak ribet lhoo. Yang bikin ribet dan tentunya mahal adalah membawa keluarga dan teman-teman ke sini, karena tiket pesawat dan biaya akomodasi jadi pertimbangan hehe.
Ruang serba guna, biasanya kajian dan pertunjukan budaya di sini
Spot untuk beristirahat, ada air dan kurma gratis
Toko buku kecil
Pamflet dan buku gratis untuk mengenal Islam
jadwal kegiatan bulanan di Tokyo Camii dan pamflet kegiatan
ketentuan bagi yang ingin menikah atau menjadi mualaf di Tokyo Camii
Next : Jalan-jalan di Tokyo (Part 2)
Previous : Hitachi Seaside Park
Leave a Reply