59th IPSF World Congress di Belanda

posted in: Education, Farmasi, Indonesia | 0

Setelah bertahun-tahun numpuk di draft, Alhamdulillah akhirnya tulisan ini bisa diselesaikan juga.^^ Biarpun butuh hampir 4 tahun, hehe. Entahlah, saya merasa punya utang cerita sama blog jika melakukan perjalanan tapi tidak diceritakan.  Karena event yang akan saya ceritakan ini berlangsung 11 hari, banyak banget yang ingin saya ceritakan, tapi saya putuskan untung merangkumnya biar teman-teman mudah membacanya.^^

So, salah satu event terbesar mahasiswa farmasi sedunia yang akan saya ceritakan adalah IPSF World Congress. Tahun 2013 lalu (almost 4 years ago 🙁 ), Alhamdulillah saya berkesempatan menghadiri 59th IPSF World Congress yang diselenggarakan di Utrecht University, Utrecht, Belanda. World Congress berlangsung selama 11 hari dengan acara-acaranya yang cukup padat, mulai dari workshop, symposium, competition, general assembly, campaign, pharmacy visit, dll. Dalam satu sesi bisa ada 2-3 pilihan acara yang dapat kita pilih karena penyelenggaraannya bersamaan. Jika kamu mengikuti world congress sebagai participant/non official delegates, maka banyak sekali pilihan acara yang bisa diikuti, kamu bisa memilih acara yang sesuai dengan minat kamu, entah itu workshops, lomba, visit, dll. Sedangkan jika kamu datang sebagai official delegates, maka kamu wajib mengikuti general assembly yang berlangsung hampir setiap hari. General Assembly ini semacam musyawarah anggota tahunan-nya IPSF. Kegiatannya antara lain ada laporan-laporan dari tiap divisi di IPSF dan IPSF Executive, ada bidding untuk pemilihan tuan rumah World Congress dua tahun yang akan datang, dan pemilihan IPSF Executive yang baru untuk setahun ke depan. Walaupun jadi official delegate yang harus terus menerus ikut general assembly, jika kamu tertarik untuk mengikuti workshops atau lomba, kamu bisa mengakalinya dengan bergantian dengan temanmu. Karena ketika general assembly, sebenarnya satu orang saja cukup mewakili untuk vote atau memberikan pendapat. Dan menurut saya sangat disayangkan jika tidak mengikuti workshops, karena banyak sekali ilmu yang didapatkan dan kita bisa mendapatkannya  dari para profesional kelas dunia.

Saya sendiri datang sebagai official delegate, tapi tetap menyempatkan diri untuk mengikuti beberapa workshop-nya dengan bergantian dengan Kak Una yang sama-sama official delegate. Awalnya saya sedih banget karena sebagai official delegate harus terus-menerus mengikuti general assembly, sementara di saat yang bersamaan banyak workshops dengan tema yang sangat menarik. Hingga Takahashi, official delegate dari Jepang, bilang ke saya kalo dia dan teman-teman official delegates dari Jepang bergantian menghadiri general assembly agar tetap bisa mengikuti workshops, yang penting minimal ada satu perwakilan official delegate. Karena kata dia sayang udah sampai sini ga menyempatkan memperoleh ilmu dari workshop-nya yang memang temanya keren-keren. Wow, amaze sama orang Jepang yang cerdik-cerdik ini!  Saya pun bersama Kak Una, offiial delegate dari ITB memutuskan melakukan hal yang sama hoho.

Sebagai peserta LIT (baca : IPSF Leaders in Training), saya dan teman-teman LIT saya lainnya diberi tugas untuk menjadi penyelenggara auction night dan menjual kupon auction selama IPSF World Congress. Dana yang terkumpul akan disumbangkan untuk IPSF Development Fund.

LIT IPSF

Hari terakhir LIT

Ok, kita start dari hari pertama!^o^

Hari pertama adalah regristasi dan opening ceremony. Dari tempat LIT kami langsung diantar menggunakan limo (semacam mini bus).

Ketika sampai kami melihat sudah cukup banyak orang yang datang. Wow, benar-benar seperti miniature PBB!! Lebih dari 60 negara dari 5 benua mendelegasikan mahasiswanya ke event ini. Seneng banget ngeliatnya. :)) Yup, kita diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling mengenal. 

Enaknya karena sebelumya ikut LIT, kami yang LIT jadi sudah kenal duluan sama panitia-panitianya, dan entah kenapa saya jadi mulai terbiasa dengan lingkungan, jadi lebih mudah untuk akrab sama yang lain, karena temen-temen LIT yang lain juga mengenalkan teman-teman dari negaranya.

Selama conference ada beberapa workshop yang di-handle anak-anak LIT. Karena waktu itu saya tergolong masih bocah, saya seringnya bantu-bantu, terutama ngebantuin ice breaking. Oh iya, rata-rata yang ikut event IPSF World Congress adalah mahasiswa tingkat lima dan enam yang sudah mau lulus. Malah banyak juga yang sudah S2, hehe, jadilah saya tergolong masih bocah secara baru lulus tingkat 2. Yaps, rata-rata kuliah farmasi di luar negeri adalah 6 tahun, tidak seperti di Indonesia yang kuliah S1 farmasinya 4 tahun (malah kalo di ITB sebenarnya cuma 3 tahun karena pas TPB ga kuliah farmasi), lalu setelah itu pilihan mau melanjutkan ke profesi apoteker selama setaun atau tidak. Sebenarnya keprofesian inilah yang membedakan ilmu farmasi dengan ilmu murni lainnya (seperti kimia, fisika, biologi, dll). Tapi kita yang ngambil jurusan farmasi masih bisa tetap kerja biarpun ga ngambil apoteker. Walaupun begitu ada pekerjaan-pekerjaan yang dipersyaratkan hanya untuk lulusan apoteker (contoh : penanggung jawab QA di perusahaan farmasi). Sedangkan di luar negeri kuliah farmasi 6 tahun, dan ketika lulus langsung bisa menjadi pharmacist atau apoteker.

Jadi keinget obrolan saya dengan seorang cewek Belanda bernama Anne yang ngejemput saya pas LIT. Dia bilang kuliah farmasi di Belanda adalah 6 tahun, kalau mau jadi apoteker di rumah sakit malah harus menambah kuliah 3 tahun. Wow, kuliah 9 tahun dengan gelar masih bachelor! Di luar negeri farmasi berorientasi klinis dan rumah sakit memang yang lagi popular saat ini. Pekerjaan pharmacist di luar negeri memang cukup menjanjikan. Contohnya di Amerika, pharmacist masuk 5 besar pekerjaan dengan gaji terbesar. Jadi keinget juga percakapan saya dengan seorang teman Belanda yang ngambil kuliah kedokteran. Saat saya bilang saya mengambil kuliah farmasi, dia terkagum-kagum karena dia sebelumnya kuliah farmasi, tapi karena ga tahan dengan beratnya kuliah farmasi dia memutuskan untuk keluar dan memilih kuliah kedokteran. Tapi saya akui kuliah di farmasi memang cukup berat, praktikum yang saban hari, kuliah dari pagi sampai sore atau malam nonstop, laporan, jurnal, pembuatan wadah, harus menguasai anatomi fisiologi, fisika (farmasetik untuk melihat kestabilan obat, sifat aliran obat), kalkulus (untuk mengetahui dosis dalam tubuh), kimia dan biologi (ini jelas banget). So buat yang ga begitu suka kesibukan, mungkin perlu mempertimbangkan ngambil kuliah farmasi, hehe. Tapi kalo memikirkan betapa banyak ilmu yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari yang diperoleh, segala lelah pun bisa dilupakan. 😀

Oke, kembali ke registrasi. Setelah registrasi (pengambilan name tag, tas, booklet, kunci, dll), saatnya check kamar! Alhamdulillah ternyata saya sekamar sama yang masih satu kampus, namanya Afina. Sebelumnya kami memang bisa request mau sekamar dengan siapa. Tak terasa waktu beranjak sore dan tibalah saatnya opening ceremony. Opening ceremony berlangsung di Dom Church, sebuah gereja yang merupakan maskot kota Utrecht.

Opening Ceremony ipsf world congress di Dom Church utrecht

Opening Ceremony di Dom Church

Dom Church utrecht
Dom Church dari kejauhan

Dan kebanyakan gadis-gadis pada pakai gaun di opening ceremony ini. Haha, ga apa-apa, saya yang ber-blazer batik juga udah cukup formal. Jadi acara opening ceremony isinya sambutan-sambutan dari presiden IPSF, ketua acara, dll. Dan di sini kita dijamu sama makanan-makanan yang super enak, untungnya udah mau buka puasa. And.. again here everywhere’s beer..fiuhhh~ sabar…sabar..

Hari kedua terdiri dari banyak workshop, buat non official delegates, tentu banyaknya pilihan-pilihan workshops ini cukup membuat galau karena hampir semua workshop temanya menarik. Pilihan workshops hari ini antara lain Discover IPSF, Leadership and the FIP YPG, IPSF in Your Corner, Pharmacy Game, PCE Preparation Workshop, CSE Preparation Workshop, Innovation and the Responsible Use of Medicine, Pharmaceutical Branding – Keeping it Up, Humanitarian Relief : What Can a Pharmacist Do? Group Dynamics and Team Building. Kemudian di malam harinya ada Neon Lab Coat Party. Party ini memang diadakan setiap malam, cuma sifatnya ga wajib. Sebenarnya party ini kesempatan untuk mengakrabkan diri dengan peserta lain. Cuma sebagai orang timur kita tetap harus tau batasan juga, karena saat party inilah orang-orang mabuk sampai malam, bau alkohol tercium di mana-mana, sampai saya hafal bau-bau miras tertentu, dan saya benar-benar tidak tahan baunya. 🙁 Biasanya orang-orang yang paling cepat pulang dari party adalah orang-orang Indonesia, Asia Tenggara dan Arab, dilanjutkan orang-orang Asia Timur seperti Jepang Korea yang pulang ga lama dari kami, dan yang pulang terakhir adalah orang-orang Eropa dan Amerika, termasuk panitianya yang orang Belanda. Pernah waktu itu saya sahur jam setengah 3 pagi dan bule-bule ini baru pada pulang party! Bahkan saya salut sama panitianya yang orang Belanda, mereka ikut mabok sampai jam setengah 3 pagi. Tapi pas pagi-pagi jam 7 ketemu panitia, saya lihat mereka udah pada siap-siap dan wajahnya seger-seger. Dahsyat emang orang Belanda~ Baik itu kerjaan maupun hura-hura semuanya totalitas.

IPSF in Your Corner world congress utrecht

IPSF in Your Corner

Kegiatan yang berlangsung di hari ketiga antara lain, Scientific Symposium ‘Personalised Medicine’, Career and Scientific Poster Exhibition, Congress Photo, Elections Candidate Meeting. Di malam hari seperti biasa ada party, temanya Casino Royale 007 Party. Pada sesi scientific symposium, beberapa profesor dari berbagai universitas di Eropa dan Amerika memberikan kuliah tentang personalised medicine, yaitu  pengobatan yang berdasarkan pada karakter genom pasien, tidak digeneralisir seperti praktik pengobatan pada umumnya, karena gen-gen tertentu memang mempengaruhi kerentanan seseorang untuk terpapar penyakit. Kuliah-kuliah tersebut antara lain, ‘Personalised Medicine and Its Implementation into Personalised Healthcare’, ‘Systems Pharmacology-Towards the Prediction of Efficacy and Safety’, ‘Personalised Medicine and Cancer Research’, ‘Personalised Medicine, Cardiovascular Diseases, and Asthma’, ‘Personalised Medicine and Drug Metabolism’, ‘Personalised Medicine and Economics’. Selama coffe break symposium, peserta bisa melihat scientific poster dan mendatangi beberapa booth perusahaan  terkait career. Di sore hari, dilakukan foto bersama seluruh peserta kongres dan panitia di depang gedung David de Wield Building (De Uithof, University of Utrech). Di malam hari, setelah dinner peserta mempersiapkan diri untuk Casino Royale 007 Party yang mulai pukul 22.00. Sedangkan bagi peserta yang ingin menjadi IPSF Executive atau Coordinator mengadakan meeting di Locke Building D.

Oh iya ada yang kocak, jadi pas coffe break tadi, tiba-tiba diajakin ngobrol pake bahasa Inggris sama Fyda, delegasi dari UGM. Pas saya liat name tag-nya dari Indonesia, saya bilang “pake bahasa Indonesia aja kali, jangan bahasa Inggris, hihi”. Terus dia kaget, “eh kamu orang Indonesia?”. Saya : “Wkwk iyalah, ini kan name tag-nya jelas dari Indonesia,”. Fyda: “Astaga, dikirain orang Turki”. Saya: “Turki? Hahaha, makasiih lhoo, orang Turki kan cantik-cantik” 😉

Btw, baru kali ini saya disangka orang Turki, kalau disangka orang Arab sih sering.

ipsf world Congress Photo netherlands

Congress Photo

Scientific Symposium ipsf world congress

Scientific Symposium

Casino Royale 007 Party ipsf world congress

Casino Royale 007 Party

Di hari keempat, kegiatan yang berlangsung sebagai berikut: Educational Symposium dengan tema ‘Developing Pharmaceutical Care Through Collaborative Practice’, Career and Member’s Poster Exhibition, Workshop Pharmastep, dan International Evening. Adapun untuk Educational Symposium, terdiri dari beberapa kuliah yang diberikan oleh profesor dan praktisi dari Eropa dan Amerika, seperti ‘Pharmacy Workforce Development’, ‘Interprofessional Education and Collaborative Practice: The Challenge for Students and Teachers’, ‘Collaborative Drug Therapy Management: Implication for Education and Practice’, ‘Collaborative Practice Require a Healthcare Team’, ‘The Pharmacist’s Role in the Multi-Professional Healthcare Team’, ‘Physicians-Pharmacists Quality Circle and Other Collaborative Practices’. Selama coffe break symposium, peserta bisa melihat poster kegiatan anggota IPSF dari berbagai negara. Tidak semua negara menampilkan poster. Alhamdulillah HMF ‘Ars Paeparandi’ ITB menampilkan poster kegiatan IPSF.

Poster Kegiatan IPSF HMF 'Ars Paeparandi'

Poster Kegiatan IPSF HMF ‘Ars Paeparandi’

Developing Pharmaceutical Care Through Collaborative Practice ipsf

Developing Pharmaceutical Care Through Collaborative Practice

Selain itu seperti hari sebelumnya, peserta juga bisa mendatangi beberapa booth perusahaan sponsor terkait career. Untuk party di hari keempat ini temanya international night, di mana setiap negara menampilkan kekhasan dan budaya masing-masing negara. Adapun delegasi dari Indonesia sendiri menampilkan dangdut goyang Caesar yang lagi nge-trend, hihi.

59th IPSF World Congress the Netherlands

International Night

Hari kelima kegiatannya sangat padat. Bagi official delegates, kegiatan dari pagi sampai sore diisi dengan general assembly. Sedangkan bagi participant bisa mengikuti lomba (Patient Counselling Event dan Clinical Skills Event) atau berbagai pilihan workshop seperti Your Opprtunity in IPSF, Team Management, Young Researches Forum, Integrated Pharmaceutical Healthcare, EPSA-IPSF Joint Workshop, Compounding Event Workshop, IPSF in Policy, Pharmacists: an endangered species?, Integrated Pharmaceutical Care, Effective Desk Calls for Pharmacists, Public Speaking & Presentation Skills, PHSC Workshop : Anti Counterfeit Drugs Campaign. Kemudian di malam hari ada party (again) dengan tema Underwater World: Will You Find your Nemo?

59th IPSF World Congress the Netherlands
General Assembly

59th IPSF World Congress the Netherlands

Bersama Chizuru Official Delegates dari Jepang

Pada hari keenam diadakan Dutch Day, kegiatan outdoor yang diadakan di siang hari. Sedangkan pagi hari diadakan PARO (Pan America Regional Office) Assembly dan EMRO (East Mediterranian Regional Office) Assembly. Sehingga saya yang berasal dari Indonesia yang diwakili oleh APRO (Asia Pacific Regional Office) tidak ada acara di pagi hari. Saya pun memutuskan jalan-jalan di sekitar kampus Utrecht untuk menikmati lingkungan di Belanda. Dan di jalan beberapa kali disapa sama bule Belanda pake bahasa Indonesia! Mereka ramah-ramah banget. Kalo udah gini saya ga bisa bayangin mereka 350 tahun pernah menjajah dan memberikan kesengsaraan pada kakek nenek kita..

59th IPSF World Congress the Netherlands

59th IPSF World Congress the Netherlands

Sudut Kota Utrecht

Dutch Day yang dimulai di siang hari ini seperti cultural day untuk mengenal kebudayaan Belanda. Selama Dutch Day diadakan lomba-lomba dan permainan ala negeri Belanda untuk mengenal budaya Belanda dan juga demi keakraban partisipan. Selain itu kami juga berkesempatan untuk berfoto bersama beberapa panitia yang menggunakan kostum ala negeri Belanda.

59th IPSF World Congress the Netherlands

Dutch Day

Hari ketujuh kembali didakan general assembly untuk official delegates. Sedangkan untuk participant kembali diaadakan lomba (Compounding Event) dan Workshops antara lain WHSA-Team Collaboration, PPAC Workshop, Time Management, Integrated Pharmaceutical Healthcare, Pharmacists Role in Disasters, Project Management, Integrated Pharmaceutical Healthcare, PHSC Workshop: Tuberculosis, Strategic Management, Pharmacy Care in the Absence of Adequate Regulations. Saya sendiri memutuskan untuk mengikuti Pharmacy Visit di sore hari, yaitu mengunjungi apotek di Belanda. Saya kagum dengan apotek-apotek di Belanda, karena pharmaceutical heathcare-nya udah oke banget. Pembungkusan obat berdasarkan obat yang diminum per hari, bukan dikumpulkan per jenis obat. Jadi misalkan seorang pasien minum 6 jenis obat (multifarmasi), dibagi menjadi pagi, siang, dan malam, maka tiap bungkus terdapat 6 obat, sehingga menghindarkan pasien dari lupa minum salah satu obat. Karena memang pasien multifarmasi sangat rentan salah atau lupa minum obat. Selain itu apotek juga melayani jasa antar obat, terutama untuk pasien-pasien yang sudah lanjut usia.

59th IPSF World Congress the Netherlands

59th IPSF World Congress the Netherlands

Ruang Konseling Apoteker

Kesibukan di Belakang Apotek (Pharmacy Koert Biltstraat)

Kebetulan saya dan Afina mengunjungi apotek yang berbeda. Saya mengunjungi Pharmacy Koert Biltstraat, sedangkan afina Pharmacy Lombok. Yup, Pharmacy Lombok! Di Belanda memang banyak banget nama jalan, nama tempat yang ‘Indonesia’ banget. Beberapa kali saya nemu jalan dan tempat dengan nama pulau dan pahlawan di Indonesia.

59th IPSF World Congress the Netherlands

59th IPSF World Congress the Netherlands

59th IPSF World Congress the Netherlands

Pharmacy Lombok

Museum dengan nama 'Museum Maluku' di Utrecht

Museum dengan nama ‘Museum Maluku’ di Utrecht

Adapun agenda malam hari adalah Auction Night. Saya sendiri karena sebelumnya peserta LiT, mendapat tugas untuk menjual kupon Auction Night. Jadi Auction Night ini berfungsi untuk mengumpulkan dana IPSF Development Fund. Dana yang terkumpul nantinya akan digunakan untuk biaya IPSF events atau bantuan biaya bagi IPSF member yang ingin mengikuti event IPSF tapi tidak memiliki dana. Semakin banyak kupon yang kamu beli, makan semakin besar peluang kamu untuk mendapat barang auction. Barang auction sendiri dikumpulkan dari peserta IPSF World Congress yang sebelum event dianjurkan membawa cinderamata dari negara masing-masing untuk dilelang ketika auction night. Namun sifatnya tidak wajib. Saya sendiri memutuskan menyumbangkan baju batik untuk dilelang ketika auction night.

Hari kedelapan kembai diisi dengan general assembly untuk official delegates. Adapun untuk partisipan bisa mengikuti public health campaign (PHC) dan pharmacy profession awareness campaign (PPAC), serta workshops seperti PET (Patient Education Training) Safety Junior, PET Research Methodology, Intellectual Property, Social Media for Organisations, Aspect of Military Pharmacy, Cannabis as a Medicine, How to Preserve Medication Safety in an Airport Pharmacy, dan Humanitarian Relief : What Can a Pharmacists Do?

FYI, terkait tema workshop Cannabis as a Medicine, saya penasaran karena katanya menggunakan ganja legal di Belanda. Saya pun menanyakan ke panitia yang orang Belanda. Ternyata  biarpun di Belanda menggunakan ganja legal, bukan berarti ga ada aturan sama sekali. Biasanya ganja dikonsumsinya di kafe-kafe, ga di sembarang tempat. Dan kebanyakan yang mengonsumsi orang asing. Orang Belanda-nya sendiri malah jarang.

Hari kesembilan kembali diisi dengan general assembly. Namun untuk hari ini non official delegates diizinkan untuk mengikuti jalannya assembly, dengan syarat duduk di belakang official delegates. Agenda di malam hari adalah Executive Handover Meeting bagi IPSF Executive yang baru terpilih serta ‘Ramadhan-Arabian Nights Evening’ yang mana peserta diminta menggunakan dress code ala Arab.

59th IPSF World Congress the Netherlands

Bersama Wala dari Sudan dan Eunha dari Korsel (Arabian Night)

Hari kesepuluh bertepatan dengan hari raya Idul Fitri. Panitia memberikan kesempatan peserta muslim untuk shalat Idul Fitri, dengan kegiatan baru dimulai pukul 11.00  (Baca : Idul Fitri, Kantor Polisi dan Cerita Mualaf di Belanda). Sedangkan di sore hari berlangsung final lomba Patient Counselling Event (PCE) dan Clinical Skill Event (CSE). Adapun peserta yang tidak mengikuti lomba dapat mengikuti workshop, antara lain: Contact Person Workshop, Student Exchange Officer Workshop, Introduction to Pharmacoeconomics, Pharmaceutical Care in the Pacific, Intelectual Property in Medicine, Pharmacists or Entrepreneur. Dan.. di malam hari ada penutupan secara resmi kegiatan congress, yaitu Gala Dinner dan Gala Party!

59th IPSF World Congress the Netherlands

Foto Bersama Teman-Teman LIT di Gala Dinner

Hari kesebelas adalah hari terakhir, di mana peserta bersiap-siap untuk pulang. Sedangkan bagi yang sudah mendaftar tour keliling Belanda (which is bayar lagi dan lebih mahal dibandingkan jalan-jalan sendiri), diminta bersiap-siap untuk keberangkatan. (Baca: Seputar Belanda dan Wisata Menarik)

Yeaaaay, akhirnya finish juga setelah 4 tahun di draft, Alhamdulillah~ ^^

Next : Cara Mengganti Nama di Indonesia

Previous : Kuliah Farmasi di ITB

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *