Indahnya Langit Madinah di Pagi Hari
Umroh akhir tahun, merasakan sejuknya udara Madinah dan Mekkah memang cocok untuk mengisi liburan dan charger ruhiyah akhir tahun. Terutama bagi teman-teman yang tidak kuat dengan panasnya kota Mekkah dan Madinah di musim panas. Jika teman-teman berniat mengisi liburan dengan sesuatu yang bermanfaat, tentunya Umroh merupakan pilihan yang tepat jika dibandingkan liburan hura-hura. Karena selama Umroh selain bisa mendekatkan diri kepada sang Pencipta, kita juga bisa belajar mengenai bagaimana sejarah Islam berkembang. Karena program Umroh biasanya disertai ziarah ke tempat-tempat bersejarah yang sarat akan muatan hikmah.😊
Pada Umroh kali ini saya menggunakan travel yang berasal dari Bandung, yaitu Satu Tour and Travel. Saya mengetahui travel ini karena ketika googling, travel ini muncul pada jajaran atas halaman pertama. Selain itu travel ini juga pernah menjadi sponsor seminar Inspirasi Muda Mulia bersama Kang Rendi Saputra. Sebelum Umroh, banyak sekali bekal yang harus disiapkan. Bekal tersebut tentu tidak hanya uang, melainkan yang terutama adalah bekal ruhiyah agar bisa menjalankan ibadah dengan lebih khusyuk selama di tanah haram. Karena jika kamu sudah berada di tanah haram, maka sifat asli (baik atau buruk) bisa jadi muncul selama ibadah Umroh. Dan semua itupun dikembalikan lagi pada niatnya, jika niat Umroh karena ingin belanja, maka selama Umroh kamu tidak akan ada henti-hentinya ingin berbelanja, jika niat umroh bertemu jodoh, bisa jadi bertemu jodoh di sana. Karena segala sesuatu tergantung niat, maka berhati-hatilah denga niat.
Adapun jika ditanya soal biaya, tentunya Umroh bukanlah sesuatu yang murah. Bahkan saya merencanakan ingin Umroh sedari 3 tahun sebelum keberangkatan, hingga akhirnya dana dan kesempatan baru datang di tahun 2013. Biaya bukanlah kendala yang menghalangi ibadah kepada Allah. Jika memang sudah berniat dan dipanggil Allah, pasti berbagai cara akan dilakukan (tentunya yang halal), seperti mulai menabung dari sekarang atau membantu travel-travel umroh dalam mencari jama’ah, bisa jadi kamu mendapatkan Umroh gratis. Apalagi jika kamu banyak uang, sungguh sayang sekali jika uangmu difoya-foyakan untuk sesuatu yang tidak berguna.
Sebelum Umroh, tentunya harus mempersiapkan diri dan finansial. Di sini saya akan menjelaskan mengenai langkah apa saja yang harus ditempuh untuk bisa melakasanakan ibadah Umroh.
1. Menabung dan Merencanakan
Jika kamu tidak memiliki uang yang cukup untuk menunaikan ibadah Umroh, maka mulailah menabung dari sekarang. Walaupun seribu dua ribu perak, jika kamu memang sangat berniat, pasti Allah akan memberimu kemudahan. Tentunya niat Umroh itu ada baiknya dibarengi dengan target Umroh, karena ketika kita menargetkan suatu kebaikan, tentu effort kita akan lebih maksimal dibandingkan jika kita hanya tawakal begitu saja tanpa adanya ikhtiar terlebih dahulu. Janganlah dulu pesimis dengan sedikitnya uang yang dimiliki, karena Allah Maha Kaya dan memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Tentunya Allah tidak akan menyia-nyiakan usaha dan do’a setiap hamba-Nya yang memohon kepada-Nya.
2. Menentukan Tanggal dan Biaya
Ketika kamu sudah berniat Umroh, pilihlah tanggal yang cocok dengan kondisi tubuhmu. Jika kamu tidak kuat dingin, jangan Umroh pada bulan-bulan Desember-Februari, sedangkan jika tidak kuat panas, jangan umroh di bulan Juni-September, karena sedang panas-panasnya. Umroh dengan suhu yang paling enak di sekitar bulan Februari-April. Tetapi karena datangnya Ramadhan beberapa tahun ini masih bertepatan dengan musim panas, semoga tidak mengurangi keinginan kita Umroh di bulan Ramadhan. Adapun terkait biaya, biasanya ketika awal dibuka (setelah musim haji), biaya Umroh agak lebih murah dibanding bulan lainnya. Untuk beberapa tahun ini, Umroh di bulan Januari-Maret biasanya relatif murah dibandingkan bulan lainnya.
3. Daftar pada Agent Travel terpercaya
Jika dana sudah ada, cobalah tentukan agen travel apa yang akan digunakan. Seringkali penipuan dialami jamaah Haji dan Umroh, walaupun sudah mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk biaya Umroh (bahkan untuk sebagian orang harus mengurangi makannya). Oleh karena itu, pilihlah travel yang terpercaya, Travel yang sudah memiliki pengalaman dengan berbagai macam orang dan terkenal dengan service-nya yang baik. Apalagi jika kita kenal dengan pemilik travel tersebut. Biasanya pelunasan biaya Umroh beserta pembuatan vaksin meningitis dan influenza harus dilakukan maksimal 25 hari sebelum waktu keberangkatan. Khusus vaksin meningitis, di Bandung bisa dilakukan di KKP Bandara Husein Sastranegara. Karena tidak semua rumah sakit menyediakan vaksin.
4. Manasik Umroh dan Persiapan Umroh
Walaupun ketika berada di tanah suci biasanya manasik akan diulang, akan lebih baik ketika ada manasik di Indonesia pun tetap ikut. Persiapan ruhiyah yang baik sebelum berangkat tentu akan membantu kamu selama menjalankan ibadah di tanah suci. Dari jauh-jauh hari sebelum berangkat ada baiknya kamu mulai menghafal bacaan-bacaan dan do’a-do’a ketika Umroh.
Banyaklah berdo’a sebelum keberangkatan, agar Allah meridhai keberangkatanmu. Karena apapun bisa terjadi sebelum keberangkatanmu. Tidak ada salahnya juga kamu meminta maaf kepada orang-orang di sekitarmu. Karena kamu pun tidak akan tau apa yang akan terjadi selama kamu di sana. Bukan pemandangan yang aneh, setiap kamu selesai shalat wajib berjama’ah selalu dilanjutkan dengan shalat jenazah. Sebelum berangkat Umroh saya tidak pernah hafal do’a shalat jenazah, dan memang tidak pernah shalat jenazah. Tetapi saking seringnya shalat jenazah selama di tanah suci (dan saya pun mencoba untuk menghafal), akhirnya hafal juga.
Adapun beberapa hal ini perlu kamu perhatikan selama menjalankan ibadah di tanah suci..
1. Menjaga Setiap Prilaku, Ucapan dan Pikiran
Sebelum berangkat saya sering mendengar hal ini, walaupun antara yakin dan tidak yakin. Tetapi saya memang mengalaminya sendiri kawan. Contohnya saja ketika ingin mencium hajar Aswad (batu hitam dari surga, penanda ketika akan memulai thawaf). Pernah suatu ketika saya ingin mencoba mencium Hajar Aswad, saya melihat begitu banyak jam’ah berdesakan untuk mencium Hajar Aswad. Ketika itu yang saya pikirkan, bagaimana caranya agar saya tidak menyakiti orang di sekitar saya dan membiarkan diri terseret arus untuk mencium Hajar Aswad. Ketika saya terseret arus dengan berbagai desakan orang-orang, tiba-tiba dari belakang saya ada seorang ibu-ibu yang dengan teganya menarik dan menyikut badan orang-orang di sekitarnya sehingga banyak orang di sekitarnya yang terjatuh, padahal ibu tersebut berbadan cukup besar. Saya yang ngeri melihatnya akhirnya memutuskan untuk menepi ke samping Multazam. Ketika saya menepi, saya melihat ibu berbadan besar tadi berhasil mencium Hajar Aswad. Ketika hendak keluar dari kerumunan orang, saya melihat kerudung ibu tersebut seperti ditarik orang, dan leher ibu tersebut tercekik, dan kerudungnya pun lepas. Ketika saya melihat sekelilingnya, saya tidak melihat satupun orang yang menarik kerudungnya. Saya jadi tercenung, apakah ini akibat menyakiti saudara seiman? Memang mencium Hajar Aswad hukumnya Sunnah, akan tetapi menyakiti saudara seimanmu hukumnya adalah Haram. Mencium Hajar Aswad bukanlah sesuatu yang diwajibkan, karena Rasulullah SAW pun pernah melakukan thawaf tanpa mencium Hajar Aswad. Sehingga dalam hal ini ada dua hal yang bisa kamu contoh, mencium atau tidak mencium. Bahkan Rasulullah pernah melarang Umar bin Khattab mencium Hajar Aswad, mengingat badan Beliau yang besar dikhawatirkan akan menyakiti orang di sekitarnya. Oleh karena itu beberapa ulama bahkan tidak mengajurkan untuk mencium Hajar Aswad, terutama bagi wanita.
Selain itu, berhati-hatilah dengan perilaku-perilaku burukmu selama di Indonesia, khawatirnya itu akan terbawa-bawa sampai saat kamu melakukan Umroh. Sehingga banyak-banyaklah beristighfar dan melakukan shalat Taubat ketika di sana. Seperti yang dialami oleh salah seorang jama’ah. Ada seorang nenek yang Umroh tidak ditemani mahram. Nenek tersebut sudah sangat tua dan sakit beberapa saat setelah melakukan Umroh wajib (mungkin karena kelelahan, mengingat ketika Umroh wajib beliau tidak ingin menggunakan kursi roda). Suatu ketika beliau hendak mengantri makanan, ada jam’ah yang mendahulukan nenek tersebut. Akan tetapi ada pula jama’ah yang tidak bisa menerima hal tersebut dan mengatakan, “Dasar tua bangka, udah tua masih nyerobot”. (Ini persis banget lah kayak di sinetron!😐) Teriakan tersebut kontan saja membuat jama’ah lain terperanjat, mengingat nenek tersebut tidak menyerobot, tetapi ditawari untuk duluan. Masih terkait nenek tersebut, awalnya nenek tersebut berbagi kamar mandi dengan beberapa jama’ah wanita lainnya, sampai suatu hari ada kesempatan untuk menukar kamar yang menggunakan kamar mandi dalam (tidak perlu share kamar mandi) dan baru satu kamar. Tetangga kamar nenek tersebut tidak mau berkompromi, dan mengatakan dialah yang harus pindah dari kamar tersebut. Padahal jika melihat kondisi nenek tersebut, nenek tersebutlah yang seharusnya pindah kamar ke kamar yang lebih baik. Karena tetangga kamar nenek tersebut seringkali menghabiskan waktu berjam-jam di kamar mandi, padahal nenek tersebut memiliki bronkitis sehingga sebentar-bentar harus membuang dahak, belum lagi ketika ingin ke toilet untuk buang air, jadi tidak bisa ke toilet karena tetangga kamarnya tersebut masih lama di kamar mandi. Astaghfirullah!
Ada juga cerita yang indah, bagaimana senior saya bisa berkali-kali mencium Hajar Aswad tanpa kesulitan dan menyakiti orang lain. Karena selama di perjalanan, beliau banyak membantu orang yang kesusahan, dan ikhlas dengan apa yang dilakukan. Atau bagaimana ibu saya ketika haji membawa nenek saya yang tidak bisa berjalan (stroke), tetapi selama di tanah suci benar-benar dimudahkan. Dari mulai mendapatkan kesempatan duduk di kelas bisnis dalam pesawat (padahal bukan haji plus) sampai betapa mudahnya shalat di Raudhah (daerah antara Makam Rasulullah SAW dan mimbar Rasulullah SAW di Masjid Nabawi yang ditandai dengan karpet berwarna hijau) dan Hijr Ismail yang sangat berdesakan dan tidak mudah dimasuki. Bahkan ketika wukuf di Arafah, kamar mandinya benar-benar mengerikan karena bukan merupakan kamar mandi permanen. Beberapa saat sebelum ibu dan nenek saya menggunakan kamar mandi, ada cerita bahwa ada jama’ah wanita yang ketika buang air, karena penyangganya tidak kuat, akhirnya tercebur ke dalam septic tank dan meninggal dunia. Akan tetapi karena nenek saya tidak tahan untuk buang air, dan tidak bisa buang air sendiri, akhirnya ibu saya menemani nenek saya ke toilet tersebut. Sebelumnya banyak yang memperingatkan jangan berdua ke kamar mandi, karena kamar mandinya tidak akan kuat untuk menahan bobot dua orang. Akan tetapi dengan memasrahkan diri pada-Nya, Alhamdulillah tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada ibu dan nenek saya selama menggunakan toilet tersebut. Allahu Akbar!
2. Selalu Bersama Mahram dan Jangan Pernah Terlihat Ramah pada Pria (Khusus Wanita)
Seringkali banyak kasus pemerkosaan dan pelecehan terjadi di tanah Arab karena tidak didampingi mahram. Bahkan ketika didampingi mahram pun harus selalu waspada. Serta jangan pernah naik taksi sendirian. Contohnya saja ketika orang tua saya Haji di tahun 2010. Ada kasus di mana ketika sepasang suami istri beserta teman istrinya naik taksi, mereka sudah melakukan seperti apa yang diperingatkan orang-orang yang pernah Umroh dan Haji. Di mana ketika naik taksi, laki-laki lah yang harus naik taksi terlebih dahulu, perempuan harus belakangan, khawatirnya kalau perempuan duluan, perempuan tersebut akan dibawa kabur oleh taksi tersebut sebelum suami atau mahramnya sempat naik. Pasangan suami istri dan teman istrinya pun akhirnya mengikuti anjuran orang-orang, di mana suaminya duluan baru istri dan temannya.
Tetapi sama seperti pepatah ada seribu jalan ke Roma, maka ada seribu jalan pula bagi orang untuk berbuat jahat. Tiba-tiba saja taksi yang ditumpangi mogok, sang supir pun meminta suami tersebut untuk mendorong taksi tersebut. Tanpa curiga sedikitpun, suami tersebut mendorong mobil tersebut, sedangkan istri dan temannya masih di dalam taksi tersebut. Ketika mendorong, tiba-tiba saja taksi tersebut melaju dengan kencang dan meninggalkan suami tersebut. Istri dan temannya di bawa kabur! Sampai Ibu saya pulang dari Haji, istri dan temannya masih belum ditemukan.☹ Sering juga saya mendengar pelecehan dilakukan beberapa pedagang pada wanita yang belanja tanpa mahram. Melihat kondisi tersebut, wajar saja pemerintah Arab Saudi memberlakukan hukum yang begitu ketat bagi perempuan, terutama perempuan di bawah 45 tahun yang akan melaksanakan ibadah Haji dan Umroh. Selain itu, senyum ramah anda (wanita Indonesia memang terkenal ramah), seringakali disalahartikan oleh pria Arab. Berbeda dengan perempuan Arab yang cenderung berwajah kaku jika dibandingkan wanita Indonesia (kataya semakin mendekati khatulistiwa, orang-orangnya semakin ramah, Wallahu ‘alam). Sehingga ketika di Arab, jangan coba-coba untuk tersenyum pada pria Arab, apalagi yang tidak dikenal.
Melihat hal-hal tersebut, sangatlah wajar hukum di Arab Saudi untuk perempuan begitu ketat. Seperti larangan menyetir sendiri, pergi bersama mahram, dan penggunaan burqa (jilbab disertai cadar) dan niqab (semua bagian tubuh tertutup, termasuk mata). Walaupun demikian, sebagi orang yang senang mengamati budaya, saya melihat penggunaan burqa dan niqab rasanya kurang cocok untuk diterapkan di lingkungan Indonesia yang belum terbiasa dengan penggunaannya, apalagi di negara non muslim. Salah seorang mahasiswa Indonesia di Madinah mengatakan kepada ayah saya ketika sedang berbincang selama Umroh, bahwa dia ingin cepat-cepat menyelesaikan studinya dan pulang ke Indonesia untuk menikah. Karena ketika melihat perempuan-perempuan Arab yang bercadar, dirinya menjadi semakin penasaran dan seringkali tidak fokus. Hal serupa juga diceritakan oleh teman saya di Indonesia. Ketika dia naik angkot, ada seorang wanita yang berpakaian cukup seksi naik, kemudian ketika duduk semua pria di angkot pun menatap wanita tersebut (siapa sih yang gak seneng lihat yang indah-indah?:P). Tiba-tiba ada seorang wanita bercadar naik ke angkot tersebut dan perhatian semua pria pun teralih pada wanita bercadar tersebut tanpa lagi memperhatikan wanita seksi tadi. Teman saya jadi keheranan. Entah apa yang dipikirkan pria-pria tersebut. Saya sering mendengar bahwa pria imajinasinya sangat tinggi, jauh dari apa yang bisa dan pernah dibayangkan oleh seorang perempuan.
Melihat hal-hal tersebut saya jadi berfikir, sepertinya dalam berpakaian kita tidak boleh saklek harus seperti ini atau harus seperti itu. Misalnya saja ada yang bilang perempuan harus berpakaian hitam dan memakai cadar. Karena yang paling penting menurut saya adalah, berpakaianlah yang syar’i sesuai yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya, dimana kita harus memanjangkan kain kerudung ke dada dan menutup seluruh aurat, kecuali muka dan telapak tangan (termasuk punggung tangan). Soal seperti apa bentuknya, menurut saya tidak masalah jika disesuaikan dengan perkembangan zaman, selama tetap syar’i dan sesuai aturan Islam. Ada baiknya juga disesuaikan dengan daerah tempat kita tinggal atau pergi, misalnya saja ketika kita di Arab, berpakaianlah selonggar-longgarnya, berwarna hitam dan memakai cadar kalau memang diperlukan. Karena pakaian sehari-hari kita di Indonesia yang dipakai di tanah suci, seringkali menarik perhatian orang Arab. Dan pemandangan yang umum di Arab bagi wanitanya adalah memakai baju berwarna hitam dan menggunakan cadar. Akan tetapi, jika cadar digunakan di Indonesia, sepertinya masih belum diterima dengan baik oleh masyarakat, apalagi bercadar di negara-negara non muslim.
Karena media yang sudah rusak dan banyak dikuasai oleh orang-orang rusak, seringkali banyak memberikan pemberitaan-pemberitaan yang tidak baik tentang Islam, yang sering digambarkan adalah lelaki-lelaki muslim yang berjenggot, bercelana ngatung, dengan pistol di punggung dan bom di tangan. Dan wanita-wanita muslim yang digambarkan bercadar, memakai pakaian serba hitam, terbelakang dalam pendidikan, menikah dini, dan tidak mau bergaul. Sehingga munculah Isalamfobia di negara-negara non muslim. Akan tetapi kesalahpahaman itu sendiri seringkali dibiarkan begitu saja oleh umat Islam sendiri. Khusus di negara-negara non muslim contohnya, akan sulit bagi orang lain untuk berfikir positif tentang umat Islam jika wajah ramah atau senyum umat Islam saja tidak terlihat karena wajah ditutupi. Padahal dengan memperlihatkan senyum yang ramah dan mau bergaul (selama tidak melanggar syariah) dengan non muslim, Islam tentunya bisa tersebar dengan mudah. Non Muslim yang tadinya berfikiran buruk pun jadi penasaran dengan Islam karena ternyata umat Islam tidak seperti yang digambarkan media-media pada umumnya. Sehingga berpakaianlah yang syar’i dan sesuai dengan kondisi zaman. Di sini saya tidak melarang teman-teman muslimah untuk bercadar, karena adakalanya bercadar juga memang diperlukan, seperti di Arab misalnya. Tetapi sebagai seorang muslimah kita harus banyak tersenyum dan bersikap ramah (tapi jangan dilakukan kepada pria). Karena menurut saya, jika bercadar membuat kita jadi terjauh dari pergaulan dan tersebarnya agama Islam, tentu kurang baik untuk dakwah itu sendiri. Ber-Islam itu mudah kawan, umat Islamlah yang sering mempersulit dirinya sendiri.
3. Jangan Mudah Terbujuk Penawaran
Jika kamu sedang berada di sekitar Ka’bah entah itu berdo’a atau merenung, ada saja orang yang akan mendatangimu dan menawarkan jasa membantu mencium Hajar Aswad. Tapi berhati-hatilah, karena setelah itu mereka akan meminta bayaran yang sangat tinggi kepadamu. Dan untuk melakukan hal itu, mereka tidak segan-segan menyikut dan menyakiti orang-orang di sekitar Hajar Aswad. Dan penawar-penawar jasa itu adalah orang Indonesia yang memang ternyata adalah TKI (baik ilegal maupun legal). Astaghfirullah! Demikian pula terhadap penawaran-penawaran lain. Jangan mudah terbujuk rayu dengan harga yang seolah murah. Atau orang-orang yang tidak dikenal meminta tolong atau bersikap ramah kepada Anda (apalagi jika itu laki-laki). Berpikir positif memang perlu, tetapi kita juga perlu waspada terhadap orang yang tidak kita kenal.
4. Banyaklah berdo’a di tempat-tempat Mustajab dan Hindari Segala Bentuk Kemusyrikan
Ada yang aneh kawan, Multazam (daerah antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah) yang merupakan tempat mustajab di mana menurut bahasa artinya adalah pasti , tidaklah seramai Hajar Aswad.
Rasulullah SAW bersabda, “Multazam adalah tempat berdoa yang mustajab (terkabul) , tidak seorang pun hamba Allah yang berdoa di tempat ini tanpa terkabul permintaannya”.
Padahal ini merupakan tempat yang sangat mustajab untuk berdo’a. Sehingga selama di tanah suci, berlomba-lombalah untuk berdo’a di tempat mustajab. Akan tetapi yang paling utama, jangan pernah menyakiti orang lain walaupun itu untuk ibadah. Allah Maha Pengampun terhadap dosa hamba-Nya, tetapi hamba-Nya yang menyakiti sesama-Nya, Allah tidak akan mengampuni jika orang tersebut tidak memaafkan dirimu (lain lagi ceritanya kalau kamu sudah meminta maaf tapi tidak dimaafkan). Adapun tempat mustajab di Mekkah adalah di dekat Hajar Aswad, Multazam, Hijr Ismail, Maqam Ibrahim, Safa dan Marwa. Sedangkan di Madinah adalah Raudhah. Selain itu, hindari segala bentuk kemusyrikan. Janganlah merasa aneh selama di Mekkah kamu melihat banyak orang, tidak terkecuali Muslim Indonesia yang menempeli diri di hadapan Ka’bah dan meratapi Ka’bah (percis dengan orang Yahudi yang meratapi tembok ratapan). Saya mencoba berfikir positif untuk orang-orang yang yang meratapi Ka’bah, bisa jadi karena begitu rindunya dengan Ka’bah. Sehingga ketika bertemu Ka’bah, jadi ingin menyentuhnya. Akan tetapi tidak sedikit orang yang meratapi Ka’bah setelah itu mengusap-ngusapkan bajunya pada badan Ka’bah. Atau mencoba menyobek dan menarik-narik kiswah (kain hitam yang menyelimuti Ka’bah) untuk dipakai sebagai jimat. Atau menuliskan nama dirinya dan pasangannya atau calonnya atau orang yang telah lama ada di hatinya di batu-batu sekitar Jabal Rahmah (tempat yang diperkirakan merupakan pertemuan Adam dan Hawa setelah begitu lama berpisah), jangan pernah! Dan kebanyakan jika kamu membaca nama-nama di batu itu, itu adalah nama-nama orang Indonesia, sungguh menyedihkan. 🙁 Padahal ketika dia kembali lagi, bisa jadi tidak kembali dengan orang yang dia tuliskan namanya sebelumnya. Islam itu indah, please jangan merusak dan mengotorinya dengan melakukan hal-hal yang merusak keindahan tempat bersejarah.
Begitulah kawan tips-tips dan sharing saya, semoga bermanfaat.😊 Saya berharap yang saya tuliskan bisa diambil hikmahnya. Karena di balik setiap perjalanan selalu ada hikmah yang kamu dapatkan. Saya yang sedang menulis artikel ini pun benar-benar sangat ingin sekali kembali ke tanah suci. Tempat di mana kita bisa merasa benar-benar tenang dalam hidup.:’)
Katakanlah: “Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Al Ankabut : 20).
“Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)” (Ali Imran : 137)
Next : Paris dan Brussels, 2 hari 2 malam
Previous : Sepenggal Kisah dari TKW di Abu Dhabi
Arif Alawi
Nice post…
Mampir ke blog sy ya… http://www.al-muhaimin.blogspot.com
Afida
Subhanalloh, pelajaran buatku bln dpn