Hidup Berawal Dari Mimpi

posted in: Education, Indonesia, Islam | 0

Tinggalkanlah gengsi, hidup berawal dari mimpi
Gantungkan yang tinggi, agar semua terjadi
Rasakan semua, peduli ‘tuk ironi tragedi
Senang bahagia, hingga kelak kau mati

(Hidup Berawal Dari Mimpi by Bondan Prakoso)

Tidak terasa satu semester hari-hari saya sebagai mahasiswa telah berlalu. Diawali dengan PROKM di Sabuga, bertemu dengan dosen-dosen ITB yang menyampaikan materi yang seru dan memotivasi, bertemu dengan peraih nobel kimia pak Robert Huber, diajarkan salam ganesha (bakti kami untukmu Tuhan, Bangsa, dan Almameter! Merdeka!!!!), Ramadhan yang benar-benar terasa sekali di masjid Salman, bertemu tokoh-tokoh nasional (Hatta Rajasa, Amien Rais, Yusuf Kalla), nyampulin hadiah buat Pak Hatta Rajasa, belajar UAS I dan UAS II, sampai Januari ini saya sudah menjadi seorang gadis 19 tahun. Bayangkan kawan, 19 tahun! Saya tidak menyangka usia saya sudah menjelang kepala 2, rasanya baru kemarin saya di MOS SMP. Masih teringat saya yang menangis meminta maaf karena ketinggalan papan tanda tangan, haha.

Buku yang Saya Sampul untuk Pak Hatta Rajasa

Buku yang Saya Sampul untuk Pak Hatta Rajasa

Dan besok pun semester 2 akan dimulai. Semester baru, tentu update mimpi-mimpi yang baru. Kenapa kita harus mempunyai mimpi? Karena dengan adanya mimpi, kita bisa terus bertahan hidup, sehingga apabila target mimpi kita tercapai, kita bisa meng-update mimpi-mimpi kita yang baru. ^^

Dulu ketika saya SMA, saya sudah menyusun rencana, saya ingin sekali melanjutkan kuliah di SF ITB – exchange ke Korsel – menikah sebelum S2 di Todai di usia 23 tahun – jadi dosen ITB sekaligus entrepreneur. Rasanya mudah sekali memutuskan semua itu. Tapi sekarang, ketika saya sudah berhasil melangkah ke mimpi saya yang pertama, entah kenapa saya jadi lebih banyak pertimbangan, misalnya entah kenapa tiba-tiba saya ingin s2 ke Jerman, merasa tidak cocok sebagai pengajar (dosen), bingung keahlian apa yang akan saya ambil di s2 nanti? Management kah? Atau tetap di bidang saya saat ini?

Entah kenapa saya jadi bimbang, mungkin waktu yang akan menjawabnya, tapi satu yang tidak pernah berubah dari mimpi saya, yaitu keliling dunia gratis! Menelusuri jejak Islam di dunia, mengambil dan berbagi hikmah dari perjalanan dengan menuliskannya. Dari kecil saya senang sekali menonton film-film seperti jejak Rasul, backpacker, pokoknya segala yang berbau jejak dan traveling. Bukankah Dia sendiri yang sudah menyuruh kita melalui firman-Nya

Katakanlah: “Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.”
( QS. Al An’am 6:11 )

Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri.
( QS. Ar Ruum 30:9 )

Katakanlah: “Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).”
( QS. Ar Ruum 30:42 )

Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu adalah lebih hebat kekuatannya daripada mereka dan (lebih banyak) bekas-bekas mereka di muka bumi, maka Allah mengazab mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan mereka tidak mempunyai seorang pelindung dari azab Allah.
( QS. Al Mu’min 40:21 )

Maka apakah mereka tiada mengadakan perjalanan di muka bumi lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Adalah orang-orang yang sebelum mereka itu lebih hebat kekuatannya dan (lebih banyak) bekas-bekas mereka di muka bumi, maka apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka.
( QS. Al Mu’min 40:82 )

Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi sehingga mereka dapat memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka; Allah telah menimpakan kebinasaan atas mereka dan orang-orang kafir akan menerima (akibat-akibat) seperti itu.
( QS. Muhammad 47:10 )

Saya berharap semoga kelak ada yang bisa menemani saya dalam suka dan duka untuk mewujudkan mimpi terbesar saya tersebut. Karena seindah apapun tempat yang kita kunjungi, tanpa seseorang di samping kita untuk berbagi, keindahan tersebur tidak akan ada artinya. 😉

Saya jadi teringat ketika saya sedang menunggu untuk mengambil paspor adik saya, seorang ibu kebingungan mencari tempat untuk duduk karena semua tempat sudah penuh, akhirnya saya mencoba untuk bergeser biarpun sedikit agar ibu tersebut bisa duduk. Ibu tersebut tersenyum, lalu terjadilah percakapan tentang negara mana yang mau kami tuju. Ternyata ibu ini sudah hampir setengah dunia dia kunjungi, katanya banyak sekali suka dukanya. Dan ibu tersebut mengatakan, “Dik, semakin banyak negara yang kamu kunjungi, semakin kamu akan cinta dengan Indonesia”.

Benarkah? Saya ingin sekali merasakan perasaan seperti itu, karena selama kunjungan saya ke Jepang, waktunya begitu singkat, dan kebetulan disertai rombongan dari Indonesia, jadi saya gak terlalu kangen sama Indonesia. Dan ibu tersebut menjawab, kamu baru bisa merasakannya ketika kamu tinggal dalam waktu yang lama dan sulit menemukan segala yang berbau Indonesia.

Saya jadi benar-benar ingin merasakannya. Perasaan seperti ini benar-benar membuncah di hati. ^^

Dan ….. semester 2 pun datang, mimpi saya semester ini adalah mendapatkan IP cumlaude, tanpa ada satupun nilai di bawah B, dan lebih giat belajar bahasa Inggris dan bahasa lainnya untuk persiapan exchange ke Korea, Aamiin.

Next :Trip to Batam and Singapore (Part 1)

Previous : Sayounara Jepang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *