Hari Keberangkatan ke Jepang

2 Desember 2009

Hari ini adalah hari keberangkatan ke Jepang! Setelah 3 hari kemarin orientasi yang cukup menyenangkan sekaligus.. melelahkan. Karena persiapan talent show, kami cuma tidur 2 jam sehari (baca: Orientasi AFS-Jenesys). Di perjalanan ke bandara, saya udah gak bisa mikir bagaimana nanti di Jepang, malah sibuk dengan PC karena mau bikin Power Point tentang Indonesia yang mau saya sampaikan pas di sana. Bener-bener ngebut ngerjainnya! Temanya tentang pariwisata Indonesia. Saya masukin pemandangan Indonesia yang keren-keren..hehe.

Saya berangkat dari rumah pukul 13.30 WIB. Padahal kami disuruh kumpul jam 17.00 WIB. Orang tua udah nyuruh cepet-cepet, soalnya takut macet di jalan. Dan.. sampailah saya pukul 15.30, kecepetan 1,5 jam. Ternyata jalan dari Bogor ke bandara yang disangka macet malah lancar total. Sebenarnya kami depart dari Indonesia jam 22.10 WIB, tapi pihak Bina Antarbudaya selaku penyelenggara AFS di Indonesia meminta kami datang jam segitu karena banyak yang mau di-check. Dan kebetulan beberapa orang ada yang belum tahu hostfam-nya siapa, termasuk saya. Jadi harap-harap cemas deh.

Setelah selesai shalat Maghrib, akhirnya saya dikasih placement paper. Isinya apalagi kalau bukan hostfam. Akhirnya saya dapat juga, soalnya agak cemas takut gak dapet.^^’ Padahal dari pihak Bina Antarbudaya mengatakan semua anak pasti dapet. Di kertas itu dicantumkan nama hostfam beserta keluarganya. Saya ditempatkan di Tottori, sebuah kota yang berjarak 200 km dari chapter utama Osaka. Hostfam saya hanya terdiri dari 2 orang, otousan (ayah) dan okasan (ibu). Sebenarnya mereka memiliki 2 anak, hanya saja karena sudah dewasa, sudah tidak tinggal lagi dengan mereka. Di Jepang, anggota keluarga hanyalah orang-orang yang tinggal satu rumah. Yang bikin surprised, ternyata Otousan presdir! Wow! Kalau Okasan ibu rumah tangga yang hobinya masak, tau aja saya hobinya makan..hehe. Kayaknya gara-gara pas ngirim student application saya tulis hobi saya makan, hehe. Selain itu, ternyata saya juga dapet double placement sama anak Thailand. Artinya satu hostfam akan merawat 2 anak. Bahkan ada juga yang dapet triple, yaitu plus guru.

Oh iya, saya jelaskan secara singkat tentang JENESYS ini. JENESYS (Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youthsintensive program adalah sebuah program pertukaran pelajar ke Jepang selama 2 minggu. Program ini berjangka waktu 5 tahun, dan tahun ini merupakan tahun ke-3, dimulai sejak tahun 2007. Artinya pada tahun 2012, program ini gak ada lagi. Kenapa gak ada lagi? Mungkin ada kaitannya dengan film kiamat 2012 (haha bercanda).  Karena budget-nya memang hanya untuk 5 tahun. Pemerintah Jepang menghabiskan dana yang sangat besar sekali demi terlaksananya program ini. Karena setiap tahunnya ada 600 murid dan 60 guru dari 7 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, India, Thailand, Filipina, Australia, dan New Zealand. Setiap negara mengirimkan 60 murid dan 6 guru. Tetapi khusus untuk Australia, ada 240 orang.

Pukul 20.00, orang tua sudah harus melepas anaknya. Karena kami harus chek-in segala macem di dalam. Rasanya sebentar sekali, masih gak nyangka hari ini mau ke Jepang. Terlihat sekali wajah cemas orang tua saat melepas saya, karena bawaan saya banyak banget dan ribet, dan ini merupakan kali pertama saya keluar negeri. Tidak seperti anak –anak lain yang bawa 1 koper yang besar dan 1 jinjingan atau ransel, saya malah bawa koper kecil dengan jinjingan tas banyak sekali, ditambah ransel yang berat kayak apa tau. Tapi gak sedikit juga kok yang ribet kayak saya. Biarpun gak ada yang tasnya berjatuhan di bandara seperti saya.^^’ Padahal beberapa hari sebelum berangkat, orang tua udah nawarin untuk dibeliin koper yang gede biar ga ribet.

Sebelumnya barang bawaan kami ditimbang terlebih dahulu, karena batas maksimal masuk bagasi 20 kg dan ke cabin 8 kg. Kalau lebih dari itu, setiap kg-nya bakal kena charge 35$. Mahal bangeeet. Barang bawaan saya nyaris 20 kg, yaitu 19,7 kg. Tapi ternyata ada yang bawaannya nyampe 22 kg tetap selamat. Kenapa? Karena 20 kg itu peraturan dari AFS Jepang. Peraturan international 25 kg. Jadi tidak perlu terlalu dicemaskan. Kalau pun lebih, bisa dibagi ke teman yang bawaanya kurang dari itu. Biasanya anak-anak cowok pada ringan-ringan tasnya.

AFS-JenesysMenunggu Keberangkatan di Bandara Soekarno-Hatta

Saat check pasport dan di-check barang-barang yang dibawa ke cabin, saya dapet kejadian gak enak, karena kata petugasnya, minyak kayu putih saya lebih dari 100 ml, jadi harus dibuang. 🙁 Saya lupa memberi tahu, satu lagi perturan keberangkatan, barang-barang cair yang lebih dari 100 ml, apapun itu, shampo, sabun, aqua, dll dilarang memasuki cabin. Artinya kalau mau dibawa, harus ditaruh di tas yang mau dimasukin ke bagasi. Saya sampai lupa dengan peraturan tersebut, malah saya masukin ke tas yang mau dibawa ke cabin. Pengen nangis deh rasanya. T.T Saya sengaja bawa minyak kayu putih yang besar supaya di sana gak masuk angin, malah terpaksa harus dibuang. Padahal sudah di akal-akalin sama Pak Aswal, salah seorang guru yang merupakan ketua kelompok saya, dengan dibuang setengah isinya, tapi tetep aja gak boleh. Ternyata teman saya ada juga yang kena, dia lupa taruh perlengkapan mandinya ke tas yang mau dimasukin ke bagasi, malah di taruh di tas yang di bawa ke cabin. Alhasil shampo, dsb dibuang deh sama petugasnya.:(

Tepat sepuluh menit sebelum keberangkatan, kami disuruh memasuki pesawat. Pesawat yang kami tumpangi adalah Japan Airlines JAL 726. Ternyata pesawatnya mewah banget! Wajar sih, pas saya perhatiin di print out tiket, Soekarno Hatta-Narita (P.P) dengan Japan Airlines biayanya mahal banget, yaitu $1,410.90. Bagi saya yang baru pertama kali terbang ke negara lain, pesawat ini memang mewah. Dulu pernah saya ke Medan mengunjungi saudara, tapi pesawatnya tidak semewah ini. Padahal katanya ini kelas ekonomi. Di setiap bangku disediakan selimut, bantal, dan meja. Makanannya so yummy^^ (puding, ice cream, steak, juices), LCD yang bayak tombolnya, serta toiletnya yang sangat bersih dan komplit, karena di sini juga disediakan pampers untuk bayi dan pembalut untuk wanita. Selain itu, pramugari Jepang cantik-cantik dan ramah banget. Oh iya, saya juga jadi mengerti kenapa pramugari harus tinggi, karena cabin-nya tinggi sekali, jadi kami yang pendek bisa minta tolong pramugari untuk memasukkan tas ke cabin.  Kebetulan saya gak kebagian duduk dekat jendela, padahal pengen banget. Tapi jangan bersedih, karena di setiap LCD ada fasilitas bird eye, dan flight map, jadi kami bisa lihat di bawah pesawat kayak apa dan sedang terbang di mana. Pokoknya keren banget! Belum lagi jika bosan kami bisa mendengarkan musik atau nonton movie  lewat LCD.

Dan kalau penasaran dengan Jepang, lagi-lagi lewat LCD kami bisa mendapatkan penjelasan singkat tentang Jepang dan belajar sedikit bahasanya. Perjalanan dari Indonesia ke Jepang menggunakan Japan Airlines menghabiskan waktu 6 jam. Jadi saya akan mendarat di Narita Airport pukul 6 pagi waktu Jepang (pukul 4 pagi waktu Indonesia, karena Indonesia dan Jepang selisih waktu 2 jam). Sampai jumpa besok di Jepang, saya mau tidur dulu..hehe.

Do’akan semoga urusan di Jepang lancar yaa. ^^ Aamiin.

Next : Tiba di Jepang

Previous : Nihon Kara Omiyage

2 Responses

  1. Afie

    kak, di post ini kakak bilang, jenesys short program itu udah gak ada lagi, emang benar ya kak? kalo year program-nya kak, gimana?

    • nisarahman

      Untuk yang program SMA setau saya memang sudah tidak ada lagi, tapi untuk mahasiswa juga ada jenesys, tapi jenesysnya bukan yg berpartner dengan afs seperti yg saya ikuti ketika SMA.. Mungkin bisa digoogling terkait program Jenesys untuk mahasiswa 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *