Ninja di Odawara dan Pantai di Atami

posted in: Indonesia, Jepang, Traveling | 0

Karena tanggal 3 November yang merupakan hari libur nasional Jepang (Culture Day) bertepatan dengan hari Minggu, hari libur akhirnya dipindahkan ke tanggal 4 November di hari senin. Teman Jepang yang juga libur, kembali mengajak saya berjalan-jalan ke daerah sekitar Kanto, yaitu ke Odawara (Perfektur Kanagawa) dan Atami (perfektur Shizuoka).

Tujuan kami ke Odawara adalah mengunjungi Odawara Castle (小田原城, Odawarajō), kastil yang dibangun pada abad ke-15. Pada masa klan Hojo, kastil ini menjadi pusat kekuasaan daerah Kanto. Selain itu, pada masa itu klan Hojo memperkerjakan ninja dengan keahlian-keahlian tertentu yang bertujuan untuk mengacaukan lawan. Waaah, kebetulan banget saya suka sekali dengan Ninja! Waktu kecil saya pernah bermimpi ikutan sekolah Ninjutsu, hahaha. Saya ingin sekali bisa menghilang di situasi genting, atau tiba-tiba melompat ke atas pohon dan memakai shuriken, wkwkwk. Sedangkan teman Jepang, dia sangat menyukai samurai dibanding ninja.

Jalan menuju Kastil Odawara

Jalan menuju Kastil Odawara

Di jalan menuju Odawara, kami melewati trotoar yang jalannya terdapat lantai yang dilukisi gambar-gambar penduduk Odawara pada masa lampau. Selama di Jepang, saya sendiri sering melihat trotoar yang diselingi lantai atau tutup gorong-gorong yang bergambar lucu dan imut, bikin jadi ga bosan jalan di trotoar, hehe.

Sampai di halaman Odawara-Jo (Odawara Castle), kami melihat bunga-bunga Chrysanthemum (Kiku) yang dipajang. Saat itu memang sedang hangat penobatan kaisar baru Jepang Naruhito, yang mana lambang kekaisaran Jepang adalah bunga Chrysanthemum (Kiku).

Chrysanthemum (Kiku)

Chrysanthemum (Kiku)

Chrysanthemum (Kiku)

Sepertinya juga salah satu jenis Chrysanthemum (Kiku)

Akhirnya kami pun mulai memasuki Odawara-Jo, kastil ini juga bertindak sebagai museum yang menjelaskan sejarah kastil, terutama kekuasaan klan Hojo pada kastil ini, di mana pada masa itu, Odawara sebagai pusat kekuasaan daerah Kanto (termasuk wilayah Tokyo saat ini). Di lantai teratas, kami mengelilingi kastil dan melihat seluruh pemandangan yang bisa dilihat dari kastil seperti bangsawan, hihi. Di sebelah timur kastil terdapat laut, dan di sebelah barat kastil terdapat pegunungan.

pemandangan laut dari kastil Odawara

pemandangan laut dari kastil Odawara

pemandangan gunung dari kastil Odawara

pemandangan gunung dari kastil Odawara

pemandangan laut dari kastil Odawara

pemandangan laut dari kastil Odawara

Karena klan Hojo terkanal memperkerjakan ninja, di depan kastil ini disewakan kostum ninja bagi siapa saja yang mau mencoba menjadi ninja dan berfoto depan kastil. Sebenarnya saya ingin sekali, tapi agak sedikit malu ditertawakan teman Jepang, haha. Saya lihat beberapa orang sedang memakai kostum ninja.

Odawarajo

Karena Odawara kota kecil, kami kesulitan mencari makanan bersertifikat halal. Akhirnya kami pun memutuskan makan tempura yang memang terkenal di Odawara. Rasanya enak sekali. Mau makan ini lagi. :9

Tempura-don

Tempura-don

Setelah makan, perjalanan pun kami lanjutkan ke Atami, yaitu kota pantai di perfektur Shizuoka. Teman saya mengajak ke sini karena teringat saya waktu di Enoshima ada onsen khusus kaki, dan di Atami juga ada onsen gratis yang bisa digunakan hanya untuk relaksasi kaki. Ketika ke sana… ternyata onsen-nya tidak panas sama sekali, sedikit hangat, kalau mau dibilang nyaris dingin, haha. Padahal teman saya sudah membelikan saya handuk untuk mengelap kaki. Dan menurut dia, pantainya ternyata tidak semenarik Kamakura. Terlihat dari wajahnya kekecewaan karena merasa telah gagal dalam memberikan pelayanan terbaik sebagai orang Jepang. Karena orang Jepang sangat memuliakan tamu (wow, seperti ajaran Islam!). Inilah kenapa saya pikir orang Jepang lebih menjalankan perintah Islam dibanding muslim dari bangsa lain.^^ Saya pun mencoba menghiburnya dengan membuat tebak-tebakan yang kata saya lucu (seringnya teman-teman saya bilang ini tidak lucu), Alhamdulillah ternyata dia bisa tertawa. Dan saya mengatakan padanya, “hey, sometimes the destination is not important, it’s the one whom we travel with is more important“. Saya sendiri senang traveling dengannya, karena dia fun to be with dan memiliki pengetahuan yang luar biasa. 🙂 Dan sebenarnya menurut saya pantainya bagus-bagus saja, malah seperti pantai pribadi karena tidak banyak orang. Jadi teringat kampung halaman saya di Pariaman, Sumatera Barat. Kampung saya benar-benar di depan pantai. Kalau di pagi hari jadi seperti resort pribadi karena ga ada orang, hehehe.

Atami Beach

Pantai di Atami yang menghadap Samudera Pasifik

Atami Beach

Deretan rumah penduduk di dekat pantai

Atami Beach

Pantai di Atami

Jadi begitulah kawan perjalanan kami di kota pantai Atami. 嬉しかった, ありがとう!! ^^

Next : Sunset di Kamakura dan Kerlap Kerlip Enoshima

Previous : Kawagoe atau Little Edo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *