Aku dan Impian Empat Musim

Summer in Seoul. Autumn in Paris. Winter in Tokyo. Spring in London.

Di sela-sela kesibukan UAS, tiba-tiba jadi ingin nulis. Sudah menjadi hal yang biasa bagi saya ketika lagi jenuh belajar, saya googling London, Seoul, Tokyo, Paris, Vienna, Mekkah, Madinah, Istanbul, Venice, Salzburg, dll dan memandangi pemandangan kota-kota itu dari balik layar laptop. Kalo udah puas melihat-lihat, ga tau kenapa jadi semangat lagi buat belajar.:9 Impian saya untuk keliling dunia memang sudah tertanam dari kecil. Negara impian saya waktu kecil adalah Jepang dan Timur Tengah. Saya rasa bagi angkatan 1993, menyukai Jepang adalah wajar, saking banyaknya komik dan anime yang beredar. Dulu saya sempet freak sama anime Cardcaptor Sakura, saya pengen banget jalan ke sekolah dengan terpaan bunga Sakura dan melayang menggunakan sepatu roda (sempet juga minta ke Mama dibeliin sepatu roda, biarpun pada akhirnya ga dibeliin, hehe, mau dipake ke mana juga, sekolah saya jauh banget dari rumah :p). Lalu timur tengah dan Andalusia.. tiap Ramadhan biasanya selalu ada liputan jejak para Nabi di berbagai kota di dunia, banyak sekali hikmah yang saya dapatkan dari menonton napak tilas para Nabi.. seringkali di akhir acara saya nangis, apalagi liat Mekkah, saya juga ga tau kenapa, padahal masih kecil.. Ada Damaskus, Al-Quds, Cairo, Baghdad, Samarkand, Istanbul, Mekkah, Madinah, Cordoba, Granada, dll..sampai sekarang pun saya masih punya impian menelusuri jejak para Nabi bersama suami saya kelak. Aamiin.^^

Well, kembali ke cerita inti. Di antara kota-kota yang ingin saya kunjungi, ada 4 kota yang saya ingin sekali kunjungi di musim-musim tertentu. Summer in Seoul. Autumn in Paris. Winter in Tokyo. Spring in London. Bagi penikmat novel-novel Ilana Tan tentunya tau keempat judul novelnya. Pertama kali baca buku Ilana Tan berjudul Summer in Seoul pas kelas 3 SMP, sebelum UN, haha. Maklum ketika itu saya masih demam drama Korea. Ketika di awal SMA baru tau novel-novel Ilana Tan yang lainnya, Autumn in Paris, Winter in Tokyo, dan tidak lama kemudian Spring in London. Khusus yang terakhir saya sempat menerka-nerka Spring di kota apa. Saya nebak kalo gak Roma, Vienna, London. Dan ternyata benarlah tebakan saya.

Mungkin ini terdengar konyol kawan, tapi setelah menamatkan semua novel Ilana Tan, saya jadi ingin mengunjungi keempat kota itu di empat musim yang sama persis dengan di judul novel. Saya memang benar-benar menyukai romantisme keempat kota itu. Sebenarnya dari 4 kota itu, saya sudah mengunjungi 2 kota, Winter in Tokyo dan (almost) Autumn in Paris. Winter in Tokyo kala itu tahun 2009, pertengahan Desember, salju masih belum turun, bahkan kata Momo-san teman saya, Tokyo memang jarang turun salju di bulan Desember (early winter). Adapun Autumn in Paris, pertama kali menginjakan kaki di Paris adalah pertengahan Agustus, setelah pulang conference, daun-daun sudah mulai berguguran di sepanjang jalan. Tapi tetap saja belum bulannya Autumn, hehe.  Walaupun begitu, saya berharap masih ada kesempatan bagi saya untuk kembali mengunjungi kedua kota itu. Tokyo yang bersalju ketika winter dan Paris yang dipenuhi daun-daun berguguran.

Lalu bagaimana dengan Summer in Seoul dan Spring in London? Tentunya saya masih terus memimpikan untuk mengunjungi kedua kota itu. FYI, sebenarnya di tahun ini saya udah 5 kali apply exchange dan magang ke Jepang, tapi..sayang sekali saya masih belum mendapatkan kesempatan itu, bahkan dipanggil wawancara pun tidak. Entah kenapa impian saya untuk kembali ke Jepang jadi lebih sulit dan berliku-liku. Karena kegagalan yang bertubi-tubi itu, sempat beberapa hari saya bersedih dan berspekulasi memikirkan penyebab kegagalan saya,“Apakah karena IP terakhir saya yang terjun payung? Apakah karena banyak yang nilai TOEFL-nya jauh lebih bagus? Apakah karena saya udah pernah exchange ke Jepang waktu SMA?”. Dan akhirnya saya sadar, tidak ada gunanya berspekulasi. Kalau itu rizki saya, seberapa gak layak pun saya untuk mendapatkannya, pasti Allah berikan juga. Ya, Dia Mahatahu yang terbaik buat hamba-Nya. Selama ini saya sadari Allah telah sangat memudahkan jalan saya, dari mulai impian saya masuk SMP 1 Bogor, SMA 1 Bogor, exchange AFS-JENESYS ke Jepang, kuliah di ITB dari undangan, conference di Belanda, Umroh, dll.  Maka nikmat-Nya yang manakah yang akan kamu dustakan?

Mungkin teman-teman bingung kenapa saya yang ingin ke Seoul malah apply exchange ke Jepang? Sebenarnya waktu awal kuliah pengennya exchange ke Korea, tapi karena lebih banyak tawaran exchange ke Jepang dibandingkan ke Korea, dan pendaftarannya dibuka lebih awal universitas-universitas yang di Jepang, saya pun memutuskan untuk memilih Jepang. Selain itu saya yang juga pernah otodidak belajar bahasa Jepang, ingin sekali rasanya mempraktikan hingga lancar berbicara dalam bahasa Jepang. Dan kalau saya ingin ke Korea, letaknya masih berdekatan dengan Jepang. Bahkan kata Okaasan saya di Tottori, jalan-jalan ke Seoul lebih murah dibandingkan ke Hokkaido. Dan pada akhirnya, sekarang pun saya menunggu pengumuman exchange di Korea.^^’ Jika tidak diterima, mungkin belum kesempatan saya untuk pergi ke sana dalam waktu dekat ini (mungkin kalo udah punya suami?:p). Sebagai gantinya mungkin saya harus lulus cepat dan mengejar mimpi saya yang berikutnya, Spring in London.

Terus gimana sih 4 musim yang saya impikan itu? Hmm, well.. beginilah jadinya kalau saya jabarkan..

Winter in Tokyo

Tokyo at Night

Di suatu malam di Tokyo, awal Januari, tiba-tiba salju turun dengan lembutnya, seorang gadis sedang asyik jalan-jalan sendirian mengelilingi Tokyo. Gadis itu menggunakan mantel capucho putih susu,  syal rajutan coklat muda lengkap dengan sarung tangan, penutup telinga, boots coklat dengan sedikit tumit, rok coklat motif kotak-kotak, sweater neck-turtle berwarna cream, dan kerudung soft brown. Sebagai pelengkap, dia menyandang ransel kulit kecil. Dengan sigap dia memakai earphone dan mendengarkan lagu Yui ”winter hot music”. Dia yang merasa kedinginan walaupun sudah memakai sarung tangan, memasukan tangannya ke saku mantel rapat-rapat. Setidaknya itu bisa membuatnya lebih hangat. Ia berjalan dengan lambat karena sedang menikmati susana musim dingin yang indah di kota Tokyo. Tampaknya dia sedang berjalan ke suatu tempat yang paling dibanggakan di Tokyo. Apalagi kalau bukan Tokyo Tower. Sesampainya di puncak, yang dia temukan dimana-mana pasangan, bahkan kakek-nenek. Dia jadi tersenyum, rasanya tempat seperti ini memang kurang asyik dikunjungi sendiri. Tiba-tiba dia teringat seseorang, karena orang itulah dia harus pergi jauh sampai ke Tokyo seperti ini. ”Aku hanya ingin mengejar mimpiku,  lagipula di sini aku jadi memikirkan seseorang yang tidak seharusnya kupikirkan. Orang yang tidak pernah melihatku sebelah matapun, karena mungkin dia tidak pernah menyadarinya. Tapi itu jadi lebih baik, dengan begitu aku jadi bisa cepat melupakannya.” Begitulah jawabannya ketika teman-temannya menanyakan alasannya terburu-buru ke Jepang. Tapi.. baginya perasaan seperti itu, cukup untuk disimpan rapat di dalam hati, dan ketika saatnya tiba.. dia akan kembali datang dengan sendirinya. Entah siapapun orangnya, semuanya cukup tertulis di Lauh Mahfuz. Dan menunggu.. itulah yang terbaik.

Di puncak Tokyo Tower, dia bisa melihat pemandangan Tokyo di malam hari, tiba-tiba dia menulis sesuatu di kaca yang berembun, ”Thanks God You granted my wishes^^  Here I hope someone stands beside me.” Setelah puas melihat Tokyo dari atas Tokyo Tower, dia memutuskan untuk kembali ke apatoo-nya. Dia harus segera tidur, karena besok ada seminar di kampus Todai di Komaba yang diadakan oleh Faculty of Pharmaceutical Science dengan tema, ”Pharmaceutical Service in Japan”.  Tiba-tiba dia mencium aroma wangi di depan sebuah kedai yang menjual Taiyaki yang berisi anko. Dia memeriksa sakunya, cukup untuk ongkos pulang dan membeli 2 buah Taiyaki. Keluar dari kedai Taiyaki, dia melihat seseorang yang sedang menyebrang ke arahnya. Seorang laki-laki dengan mantel hitam dan sweater abu-abu neck-turtle di dalamnya. Mustahil, kenapa dia…

(haha, maaf yang ini agak panjang ^^’ ini dari penggalan cerpen yang saya buat pas SMA dan belum sempat beres, dan sepertinya memang tidak akan saya selesaikan..)

 Spring in London

sumber foto: https://pxhere.com/en/photo/146216

Awal April, taman-taman di kota London berlomba-lomba menampilkan bunga warna-warninya. Hari Minggu memang waktu yang tepat untuk bersepeda menikmati London di pagi hari dengan terpaan bunga-bunga cherry blossom di sepanjang jalan. Kini  aku berada di bangku taman, menyandarkan kepalaku di bahu orang yang kucintai, wangi musim semi… dari dulu aku selalu menyukainya..

London, kota cantik yang dibelah sungai Thames dengan bangunan-bangunan terkenal, Westminster Abey, Tower of London, London Bridge, Bigben, London Eye, City Hall, The Gerkiin, Trafalgar Square..

”Say, hari ini gimana kalo kita menelusuri jejak Shinici Kudo dan Ran..? Aku mau buktiin ke kamu, Love is not Zero..”

”Mauuuu, abis itu kita ke rumah Holmes di Baker Street 221B yah?”

Summer in Seoul

Seoul in Summer

Melihat pemandangan malam kota Seoul dari  Namsan Tower (Percis di drama korea My Girl). Pergi ke rumah full house di Incheon sambil merasakan hembusan angin pantai dengan dress dan topi yang berkibar ditiup angin (kayak di anime). Bersepeda di sepanjang pantai di pulau Jeju sambil melihat indahnya rumput yang bergoyang (kayak lagu Ebit G Ade ajaa :p). Makan es krim dan melihat-lihat kerajaan dinasti Joseon. Cheonna.. (kok yang ini malah jadi lawak yah? Hahaha)

Autumn in Paris

sumber foto: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Paris_raining_autumn_cityscape_(8252181936).jpg

Daun-daun maple dan ginkgo berwarna-warni berguguran di sepanjang taman. Daun-daun yang menyapa kami, wangi musim gugur.. Aku dan dia berjalan perlahan ke arah  Eiffel Tower. . Impianku kini menjadi kenyataan, melihat pemandangan seluruh kota Paris dari atas menara Eiffel bersama orang yang aku cintai. Dia yang menyadari tanganku yang kedinginan karena terpaan angin musim gugur tiba-tiba meniup tanganku dengan lembut lalu menggenggamnya dan memasukkannya ke saku mantelnya. Yaa Tuhan.. dinginnya musim gugur tidak bisa mengalahkan hatinya yang hangat..

Hihi.. begitulah kawan. Aku dan Impian 4 musimku.. Mungkinkah jadi kenyataan? Kita lihat saja nanti. Entah kenapa aku yang nulis, tapi aku juga yang deg-degan.😊

 “A journey of a thousand miles must begin with a single step.” –Lao Tzu

Next : IPSF Leaders in Training

Previous : Seputar Belanda dan Wisata Menarik

4 Responses

    • nisarahman

      teteeeeeeh, aku kangeeen :”
      haha semangaaaat~!! hari esok harus lebih baik :))
      aku pengen ketemu teteh nih, udah lama tak bertemu..:D

      • sasaqrenz

        eeh dipanggil ‘teteh’ haha nostalgia SMP banget :”
        iyaa kangen deh..
        kamu teh lagi ujian? UAS? liburnya ITB kapan sih?

        eh chan, punya rekomendasi buku yang bagus soal life plan dan sejenisnya gak? kamu kan jago tuh yang kaya gitu hehe.. aku rada telat nih :p

  1. nisarahman

    hihihi XD
    iyaa sar, aku lagi pekan UAS, akhir mei ini ITB udah libur kok.
    eh aku mau ke UI awal juni, mau ngehadirin seminar, entar ketemuaan yaah~!!

    hmm, apa yaa..hehe
    aku ga pernah baca buku tentang planning yg specific, bikin planning jg karena punya cita-cita.
    paling belajar planning dari ngehadiri seminar atau training motivasi, sama baca novel” andrea hirata dan a.fuadi..hehe

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *